Di teras rumah ada dua kursi kayu dan satu meja kayu. Dua kursi kayu itu disusun berdampingan menghadap ke utara dan dipisahkan oleh satu meja kayu di tengah.
Di meja ada taplak merah muda, satu asbak dari cangkang kerang dan satu vas berisi bunga mawar plastik berwarna merah.
Sebuah lampu hias tua berwarna merah kusam bertengger di dinding dekat pintu utama. Satu bola lampu di langit-langit rumah. Di sudut kanan rumah, ada labah-labah mulai menganyam sarangnya. Merah atau coklat warna cat rumah itu tidak bisa dipastikan.
Bunga-bunga hijau berderet-deret di teras seperti menyembunyikan rumah dari tatapan langsung orang-orang yang saban hari melintas di jalan depan rumah itu.
Lebih jauh, sedikit ke halaman, ada dua pohon mangga, satu pohon cermelek, satu pohon limau, rumput pancasila, ada juga beberapa rumput liar.
Dekat pagar pembatas rumah tetangga ada tiang parabola, setumpuk batu hutan, batu bata, keramik pecah saling bertumpuk amat rapi. Ada juga pohon delima dan bunga-bunga hijau yang di dalam pot yang banyak jumlahnya.
Di bagian kiri halaman, ada setapak sepanjang dua meter menuju teras yang tepinya ditanami bunga. Bedenga kecil dengan bunga mawar merah yang tidak teratur. Beberapa daun mangga dan sepasang sandal bertali biru berbaris tidak rapi berhadapan dengan pintu utama.
Di meja tadi, seseorang baru saja menaruh segelas kopi dan kembali ke dalam rumah.
Di jalan segerombolan bocah melintas sambil menendang-nendang bola, diikuti perempuan parubaya menenteng sebuah kantong hitam besar lalu seorang pengendara sepeda motor menyalip ibu itu.
Tukang sol sepatu, dua anak remaja yang salah satunya memakai topi jalan beriringan, satu ekor ayam jantan tergesa-gesa dikejar oleh dua orang bocah, mungkin teman dari bocah-bocah tadi.