Lihat ke Halaman Asli

Pengaruh Politik terhadap Karakter Rakyat Indonesia Melalui IPTEK

Diperbarui: 29 November 2018   16:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menjelang pemilu 2019, kondisi di Indonesia semakin memanas. Mulai dari politik sampai ke hal-hal sepele selalu dikaitkan dengan pemilihan Presiden Republik Indonesia selanjutnya. Berbagai hal yang biasa saja, bisa menjadi kontroversial mulai dari politikus sontoloyo, sampai ada kubu kampret dan cebong menjadi bukti nyata betapa panasnya situasi politik di Indonesia. 

Partai politik mulai membentuk koalisi untuk memberikan dukungan pada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Kampanye sudah mulai digalakan. Sebagai penulis, saya akan bersikap netral dan tidak memojokkan pihak mana saja. Melalui kasus pemilu 2019 ini, saya akan mengangkat sebuah ide yaitu pengaruh politik terhadap perkembangan karakter rakyat di Indonesia melalui perkembangan IPTEK.

Seperti yang kita tahu, perkembangan IPTEK sekarang lagi marak-maraknya. Semua orang dengan mudah mengakses internet. Semua orang dipermudah dengan adanya media sosial dan gadget. Mereka bisa berkomentar bebas di media sosial tersebut. Hal yang menjadi viral langsung bisa diketahui dengan mudah. 

Bersangkut-pautan dengan pemilu yang akan datang, sudah menjadi kebiasaan orang Indonesia akan berlomba-lomba mendukung pasangan favoritnya, dan seperti yang kita tahu orang Indonesia sangat terikat dengan aktivitas media sosial. Namun, sangat disayangkan bahwa orang Indonesia tidak bisa menggunakan gadget dengan baik. 

Sebagaimana yang telah ada, banyak sekali komentar bersifat menghina yang bisa ditemui di media sosial yang berbau politik dan juga hal-hal lainnya. Kita akan berbicara mengenai hal politik. Kubu kampret dan kecebong juga terbentuk melalui hujatan-hujatan media sosial salah satunya adalah Youtube. 

Apabila hujatan sudah mencapai fase klimaks, maka dari hujatan politik akan meluncur ke unsur SARA. Sangat disayangkan sekali, karena Indonesia adalah negara kesatuan dengan berbagai suku, ras, dan agama. Hal ini menjadi perhatian semua pihak termasuk Presiden Joko Widodo. Begitu dahsyat pengaruh politik sampai-sampai menjalar ke unsur SARA. Berikut merupakan berita yang dikutip dari www.merdeka.com mengenai pemuda yang mengancam tembak Jokowi.

Merdeka.com - Polisi akhirnya menangkap pemuda yang menghina Presiden Joko Widodo (Jokowi) di media sosial Instagram. Pemuda berusia 16 tahun itu diamankan di kediamannya di Kembangan, Jakarta Barat.

Kepada polisi, pemuda tersebut mengaku hanya bercanda dengan teman-temannya membuat video menghina kepala negara tersebut. "Jadi anak-anak ini bercanda lucu-lucuan tapi dia tidak tahu efeknya di sana dan kemudian akhirnya polisi juga bisa mengetahui siapa dia," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Rabu (23/5) malam. 

Argo menjelaskan alasan bercanda pemuda berinisial S tersebut dengan temannya. Argo mengatakan, pemuda itu tengah berkumpul dengan temannya. Temannya menantang apakah dia berani untuk membuat video menghina Presiden Jokowi. Tantangan itu juga sekaligus untuk mencoba apakah video itu akan berujung ke kepolisian.

"Ini merupakan kenakalan remaja. Kenapa? Ya karena pada saat dia berkumpul dengan temannya dia mengatakan bahwa 'kamu berani enggak kamu, nanti kalau berani kamu bisa enggak ditangkep polisi'. Jadi mengetes ini berdua, mengetes polisi. Kira-kira polisi mampu tidak menangkap dia," kata Argo. 

Sementara itu, Argo menjelaskan pelaku telah menyesali perbuatannya dan mengaku tak membenci mantan Gubernur DKI Jakarta itu. "Kemudian bahwa yang bersangkutan juga menyesali perbuatannya dan dia tidak bermaksud untuk menghujat Bapak Presiden dan dia juga tidak membenci presiden. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline