Di antara keajaiban alam, kura-kura dan penyu selalu memukau manusia dengan umurnya yang luar biasa. Beberapa spesies kura-kura diketahui dapat hidup hingga lebih dari 150 tahun, jauh melebihi umur manusia. Bandingkan dengan manusia yang rata-rata hanya hidup sekitar 70 tahun.
Pertanyaannya, apa rahasia di balik ketahanan luar biasa ini?
Jawabannya terletak pada DNA mereka.
DNA adalah molekul yang menyimpan informasi genetik semua makhluk hidup. Seiring waktu, DNA dapat mengalami kerusakan akibat faktor-faktor seperti radiasi, polusi, dan metabolisme normal. Kerusakan DNA ini dapat menyebabkan penuaan dan penyakit.
Namun, kura-kura dan penyu memiliki mekanisme perbaikan DNA yang luar biasa efisien. Mekanisme ini memungkinkan mereka untuk memperbaiki kerusakan DNA dengan cepat dan efektif, sehingga mencegah penuaan dini dan penyakit terkait usia.
Mekanisme Perbaikan DNA yang Luar Biasa
Salah satu faktor kunci yang berkontribusi pada ketahanan DNA kura-kura dan penyu adalah adanya enzim perbaikan DNA yang unik. Enzim ini bekerja seperti tim kecil yang gesit, mengidentifikasi dan memperbaiki kerusakan DNA dengan presisi tinggi.
Para ilmuwan telah menemukan bahwa kura-kura dan penyu memiliki beberapa jenis enzim perbaikan DNA yang tidak ditemukan pada hewan lain. Enzim ini sangat efektif dalam memperbaiki berbagai jenis kerusakan DNA, termasuk kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas dan radiasi ultraviolet.
Telomer yang Panjang: Menjaga Integritas Genom
Selain enzim perbaikan DNA yang luar biasa, kura-kura dan penyu juga memiliki telomer yang lebih panjang dibandingkan hewan lain. Telomer adalah bagian ujung kromosom yang melindungi DNA dari kerusakan. Seiring waktu, telomer akan memendek setiap kali sel membelah. Ketika telomer menjadi terlalu pendek, sel tidak dapat lagi membelah dan mati.