Peran sosialisasi terhadap pembentukan prilaku manusia sangatlah penting. Manusia hidup di dalam masyarakat tentu memiliki ketentuan-ketentuan yang dapat memengaruhi prilaku manusia di dalam masyarakat.
Prilaku yang tertanam di setiap manusia tentu masing-masingnya berbeda. Tetapi dengan adanya perbedaan tersebut bukanlah suatu hambatan untuk tetap mewujudkan cita-cita masyarakat yaitu menciptakan suatu ketertiban di dalam masyarakat.
Tetapi apabila menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku di masyarakat seperti nilai-nilai atau norma tentu itu dapat menjadi suatu hambatan untuk mewujudkan cita-cita masyarakat.
Pembentukan prilaku manusia di dalam masyarakat yang menyimpang akan dapat menghambat dari tujuan utama masyarakat yaitu menciptakan suatu ketertiban di dalam masyarakat.
Prilaku yang menyimpang dari nilai-nilai atau norma yang tertanam pada manusia bukanlah hal yang diharapkan karena selain menghambat cita-cita masyarakat tetapi akan mengakibatkan ketegangan sosial dan ketidaknyamanan dalam kehidupan bermasyarakat.
Terjadinya pembentukan prilaku yang menyimpang dapat terjadi karena kurangnya sosialisasi atau dalam sosiologi lebih dikenal dengan sosialisasi yang tidak sempurna.
Sosialisasi tidak sempurna timbul karena nilai-nilai atau norma-norma yang dipelajari kurang dapat dipahami dalam proses sosialisasi sehingga seseorang bertindak tanpa memperhitungkan risiko yang akan terjadi. Sehingga menyebabkan penyimpangan.
Dalam proses sosialisasi yang lebih dulu atau utama adalah di lingkungan keluarga, lingkungan keluarga sebagai media utama dalam proses sosialisasi karena keluarga merupakan orang yang paling dekat dan manusia pertama kali yang mengajarkan berbagai hal sejak di dalam kandungan ibu hingga masa balita di keluraganya, maka diharapkan proses sosialisasi di lingkungan keluarga mesti dilakukan secara sempurna.
Contoh prilaku menyimpang yaitu seorang anak menjadi anak yang suka mabuk, suka berantem, dan lain sebagainya.
Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan mungkin kedua orang tuanya terlalu sibuk dengan pekerjaan atau lain hal sebagainya, sehingga anak tersebut melewati proses sosialisasi yang tidak sempurna dari lingkungan keluarganya.
Contoh tersebut dapatlah menjadi pelajaran bahwa orang tua perlu untuk memberikan waktu lebih dengan anaknya, hal itu bertujuan untuk memberikan sosialisasi supaya tidak menjadikan prilaku yang menyimpang, karenanya media sosialisasi yang utama adalah dari lingkungan keluarga.