Max: It's used to say that money can buy happiness Oliver Linovsky: Yeah, but it doesn't make life easier Wygrany: 111 menit - Drama - 18 Maret 2011 - 18+ - Polandia _______________________
Tak ada yang meragukan kemampuannya bermain piano. Bakat itu ada dalam gennya, mengalir dalam darahnya, meski toh tak ada yang menjadi hebat secara tiba-tiba. Bakat harus diramu dengan kerja keras dan disiplin yang dibentuk oleh sang ibu sedari kecil. Pada satu media cetak, dirinya menjadi headline. Para kritikus menganggapnya sebagai pianis terbaik yang pernah ada.
Namun ketika baru akan memulai konsernya di Polandia, di negara asal orang tuanya, di hadapan 3000-an penonton yang menanti pertunjukan magisnya, ia tampak gamang, seakan ada perang dunia entah apa yang sedang berlangsung dalam dirinya. Beberapa detik kemudian, ia meninggalkan panggung begitu saja. Mengecewakan penonton tentunya padahal merekalah orang yang selama ini membayar seluruh tagihan-tagihannya, membiayai hidupnya. Dalam hati mereka marah, menghujat kepada ia, Oliver Linovsky, aktor utama dalam film Wygrany. Tindakannya ini adalah suatu kebodohan, semacam harakiri, bunuh diri wanprestasi terhadap karier.
--
Manusia memang unik, kadang rumit, dan juga sering tak terduga. Namun, selalu ada alasan untuk suatu tindakan, bukan? Semacam reaksi terhadap suatu aksi. Jadi, apa yang membuatnya mengambil tindakan yang otomatis kontraproduktif terhadap ketenarannya, kariernya yang baik dan tentunya menutup keran dolar yang jelas sudah banjir mengalir? Bukankah ketenaran dan dolar adalah impian tiap manusia yang bahkan kalau pun itu semua berada di planet kerdil Pluto nun jauh di sana pasti akan dikejar. Lalu menit-menit selanjutnya kita akan menemukan galih jawaban dari teriakan pertanyaan yang kita ajukan tadi. Mungkin jawabnya adalah ia tak lagi punya kebebasan. Rutinitas tur konser yang padat dari satu kota ke kota yang lain telah menyita semuanya sehingga ia tak punya daya sama sekali untuk menentukan apa dan bagaimana hari-harinya harus dijalani. Kuasa atas dirinya sendiri sudah teramputasi. Hidup tampak monoton. Seolah robot, ia telah selesai sebagai manusia apalagi sejak ditinggal oleh sang istri yang katanya ingin menjalani hidupnya sendiri.
Manusia itu subjek, tapi ketika ia membiarkan hal dari luar menguasai penuh dirinya, maka ia telah menjadi objek, serupa barang, maka selamat datang di supermarket bernamaDunia.
--
Akibat meninggalkan konser begitu saja, semua asetnya dibekukan. Kartu kreditnya diblok dan bahkan reservasi hotelnya di Polandia dibatalkan oleh pihak produser yang tentunya sudah dirugikan. Kiamat, tetapi alam ternyata selalu bekerja dengan cara yang misterius. Tanpa tahu mau ke mana dan tak punya apa-apa, ia dipertemukan dengan Frank Goretzky, seorang profesor matematika yang telah pensiun dan dulunya pernah menjadi tahanan politik akibat dituduh sebagai mata-mata AS dan penyebar susastra terlarang. Frank punya kecintaan yang amat besar terhadap kuda dan pacuan kuda. Kecintaan terhadap kuda dan pacuan kuda bisa jadi adalah pelarian dari kesunyian akibat hidup sendiri. Get busy living or get busy dying. Ditinggal mati oleh sang istri dan hidup terpisah dari sang anak yang belum pernah ia temui seumur hidupnya.
Lewat interaksi dengan Frank, Oliver mengaku bahwa selama ini dia selalu mengikuti ambisi ibunya. Semasa kecil, ia diharuskan berlatih piano 6-8 jam setiap hari, dilarang bermain bola, dan pernah sepeda motor yang baru dibelinya dihancurkan atas perintah sang ibu. Oh, si makyak ternyata otoriter, mirip Hitler pakai seragam militer naik panther sambil bawa senter. Ia juga tampak selalu mengikuti keinginan produsernya yang hanya memikirkan eksistensi karirnya dan mungkin juga eksistensi isi kantongnya. Diapit oleh dua pribadi ini membuatnya tak punya ruang bebas berekspresi sebagai dirinya, sebagai Oliver Linovsky. "Apakah engkau tidak pernah mencoba untuk hidup menurut keinginanmu sendiri?" tanya Frank.
--