Mahasiswa inbound PMM angkatan 2 Universitas Pendidikan Indonesia mengikuti kegiatan EXP DIF Different Perspective Of Everything Around Us. yang diselenggarakan pada Sabtu, 24 September 2022 oleh Mahasiswa Film dan Televisi di aula lantai 4 Fakultas Pendidikan Seni dan Desain UPI Bandung. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari Modul Nusantara dengan tema Kebhinekaan. Selain mahasiswa inbound PMM 2 UPI, kegiatan ini juga diikuti oleh mahasiswa lain yang ingin turut menyaksikan Film Dokumenter karya Mahasiswa FTV ini. EXP DIF merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengapresiasi karya-karya Mahasiswa Program Studi Film dan Televisi, dimana kegiatan ini pernah dilaksanakan sebelumnya secara daring dan pada tahun ini mereka dapat melaksanakannya secara luring. Sebelum memasuki aula tempat dilaksanakannya kegiatan ini, para mahasiswa atau pengunjung disuguhkan dengan beberapa karya Mahasiswa FTV hasil dari implementasi mata kuliah fotografi.
Adapun 2 dari beberapa film dokumenter yang ditampilkan oleh panitia pelaksana yakni, Awan di atas Truk dan Sintas Berlayar. Setelah acara bincang-bincang dengan beberapa narasumber, selanjutnya para pengunjung kemudian menyaksikan film dokumenter pertama yaitu "Awan di atas Truk". Dalam penayangan film tersebut, para penonton atau pengunjung menyaksikan pemutaran film tersebut dengan seksama.
Film Awan di atas Truk mengisahkan tentang seorang pria paruh baya yang menceritakan kesehariannya sebagai seorang supir truk. Selain itu, ia juga menceritakan tentang seorang wanita yang berusia sekitar 17 tahun yang ternyata adalah anak dari pria yang biasa dikenal dengan sebutan mang Awan. Pada akhir fil,m ternyata anak perempuan yang sebelumnya diceitakan telah tiada. Beberapa bagian dari film tersebut, sang ayah dalam hal ini Mang Awan terlihat meneteskan air mata sambil bercerita mengenai kisah putri tercintanya Dari film tersebut mengandung pesan bahwa tetaplah berusaha dalam keadaan apapun demi kebahagiaan keluarga yang begitu berharga. Selain itu, mengajarkan untuk tetap menerima keaadaan para anggota keluarga serta tetap menjaga dan merawatnya apabila salah seorang anggota keluarga kita sedang sakit.
Sedangkan pada film yang kedua yaitu Sintas Berlayar mengisahkan tentang perjalanan pak Uus, seorang nelayan yang bisa dibilang kekurangan fisik. Film ini dimulai dengan scene seorang tetangga yang menceritakan awal mula musibah yang menimpa tokoh utama dalam film tersebut yang mengakibatkan salah satu kakinya harus diamputasi karena mengalami kecelakaan. Dengan keterbatasannya, pak Uus tetap semangat dalam menafkahi keluarga tercintanya. Sehari-hari dia bersama beberapa orang temannya mencari ikan dilaut yang kemudian dijual kembali kepada para pedagang yang akan menjajakan ikan hasil tangkapannya. Beberapa bagian dalam film dokumenter ini menampilkan istri pak uus yang menceritakan beberapa hal tentang kesehariannya bersama sang suami.
Adapun beberapa hal yang dapat diambil dari kisah film dokumenter Sintas Berlayar adalah tetap berjuang demi keluarga meski dengan keterbatasan fisik. Menerima semua pemberian yang diberikan dari sang pencipta dengan penuh rasa syukur serta tetap berusaha serta tidak memanfaatkan keadaan untuk meminta kepada orang lain dan tetap menjalankan tanggung jawab dengan baik sebagai kepala keluarga. Selain itu, dari istri pak Uus dapat diambil beberapa pelajaran bahwa tetap menerima keadaan orang yang disayangi dengan apa adanya. tetap menjalankan kewajiban dengan penuh rasa sayang kepada keluarga dan selalu percaya bahwa rezeki setiap orang berbeda-beda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H