Lihat ke Halaman Asli

Perjuangan Hidup Si Gadis Bisu

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perjuangan Hidup Si Gadis Bisu

Dalam menjalani hidup ini butuh perjuangan dan kerja keras, agar bisa melanjutkan hidup ini walaupun hanya sesuap nasi yang diperoleh dari kerja keras itu sendiri.

Seperti itulah kenyataan hidup yang dirasakan seorang gadis bisu, bekerja keras, banting tulang untuk menghidupi keluarganya. Semenjak kecil ia tidak pernah merasakan hidup senang seperti teman-temannya yang bisa berinteraksi secara normal, bermain bersama, dan jalan-jalan bersama.

Ketika masuk sekolah dasar (SD) ia juga tidak mempunyai teman yang banyak seperti teman-teman yang lainnya, yang bisa bermain bersama, belajar bersama, disebabkan keterbatasannya dalam berbicara, sehinggaia susah untukberinteraksi dengan orang-orang yang normal, karena sebagian teman-temannya tidak mengerti apa maksud pembicaraanya.

Saat pertengahan naik kelas ayah si gadis bisu ini sakit-sakitan, yang berujung kematian, semenjak itu pulalah ia tidak menduduki bangku sekolah, disebabkan ekonomi yang tidak memungkinkan ia untuk sekolah lagi, karena sang ayah telah menghadapsang maha pencipta, dimana tempat kembalinya semua insan nantinya yang merasakan hidup, dan ibunya tidak sanggup untuk menyekolahkannya lagi, karena makan sehari-hari saja tidak ada uang untuk membeli kebutuhan mereka, apalagi untuk biaya sekolah.

Si gadis bisu ini hanya bisa bersabar dan bertawakkal pada Allah, karena ia yakin semua cobaan yang dihadapinya pasti ada hikmahnya. Dan saat itu juga si gadis bisu ini memutuskan untuk bekerja, sebagai pencuci baju ramah tangga orang. Walaupun begitu yang ada didalam pikirannya hanya untuk mendapatkan sesuap nasi, dan membantu ekonomi keluarganya ia rela bekerja apapun asalkan halal.

Sigadis bisu itu bekerja ditempat kerjanya ia tidakmengharapkan imbalan yang banyak, tapi yang ia batuhkan kepercayaan dari orang dimana ia bekerja. Ia mencuci baju tersebut dengan bersih, sehingga majikannya tidak pernah complaint terhadap kerjanya itu.

Setelah beberapa bulan kemudian, orang-orang sudah mengetaui kalau cucian si gadis bisu itu sangat bersih sehinnga datang lagi orang lain memintanya untuk mecuci baju keluarganya juga. Si gadi bisu ini sangat senang kerena ia tidak bekerja di satu tempa aja, melainkan beberapa tempatyang memintanya untuk untuk memcuci baju rumah tangga orang.

Si gadis bisu ini tidak pernah mengeluh ataupun merasa bosan dengan pekerjaannya itu, karena itulah satu-satunya mata pencaharianya, agar bisa menghidupi keluarganya. Setiap gajian ia selalu menabung dan memberikan uang kepada ibunya dari hasil kerja kerasnya itu.

Dan si gadis bisu ini juga tidak pernah malu dengan pekerjaanya itu ataupun merasa iba hati, karena tidak bisa hidup seperti teman-teman sebayanya. Ia selalu semangat dan tidak pernah putus asa, dan kadang-kadang teman-temannya juga menggajaknya untuk bermain sesekali, tetapi ia tidak pernah mempedulikan atau mengiraukan ajakan teman-temannya itu, si gadis bisu ini hanya bisa menolak ajakan tersebut, walaupun sebenarnya didalam lubuk hatinya ia juga inginbermain ataupun bersenang-senang, tapi apa boleh buat ia harus bekerja setiap hari, kecuali hari minggu.

Hari itupun ia pergunakannnya dengan sebaik mungkin, dengan membantu ibunya pergi keladang, ataupun pekerjaan yang lain yang bisa ia kerjakan.

Setelah beberapa tahun kemudian kehidupan keluarga si gadis bisu ini mulai membaik dari pada sebelumnya. Ia tidak merasa cemas lagi memikirkan uang untuk menghidupi keluarganya karena gaji tiap bulannya sudah mencukupi kebutuha keluarganya. Bahkan keluarga si gadis bisu ini sudah bisa memakan makanan enak.

Tapi walaupun begitu ia tetap bekerja keras agar cita-citanya tercapai,walaupun ia tidak pernah mengungkapkannya kepada orang, karena ia takut kalau orang nantinya menertawakannya apabila ia mengatakannya pada orang-orang. Cita-cita yang ia maksud adalah membangun rumah mereka, yang layak ditempati seperti rumah-rumah yang lain, karena rumah yang mereka tempati tidak layak lagi ditempati, sudahlah kecil, sempit dan bocor lagi kalau hujan turun, sehingga rumah mereka banjir apabila hujan turun.

Dan rumah yang akan di banggunnya itu adalah sebagai hadiah untuk ibunya dari hasil kerja kerasnya itu.

Dan setelah beberapa tahun bekerja lagi sebagai pencuci baju, ia sudah bisa membeli tanah dan bahkan bisa membangun rumah yang ia cita-citakan itu, walaupun dulu ia tidak percaya kalau cita-cita yang dipendam-pendamnya itu sudah tercapai, ia bisa membangun rumah untuk ibunya dari hasil kerja sebagai pencuci baju rumah tangga orang.

Si gadis bisu itu sangat bahagiamelihat senyuman ibunya yang terpancar di pipi yang sudah mulai keriput itu. Walaupun begitu ia tetap rendah hati dan selalu ramah tehadap orang yang dikenalnya.

Dan ia masih mempunyai keinginan satu lagi yaitu menyekolahkan adeknya sampai keperguruan tingggi, agar adeknya itu tidak merasakan apa yang ia rasakan, Berhenti sekolah karena tidak ada biaya, untuk membayar uang sekolah.

Maka dari itu tidak ada yang tidak mungkin apabila kita bersunggguh-sungguh dalam menggapainya,selalu berikhtiar dan berdoa, dan jangan pernah melupakan sang maha kuasa, yakni Allah SWT.

Dan saya juga pernah membaca kalimat ini di salah satu buku, tapi saya lupa siapa nama pengarang bukunya. Kalimat itu ialah Ingatlah Allah ketika kita senang, maka Allha akan mengingat kita ketika kita dalam kesulitan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline