Lihat ke Halaman Asli

Awali 2022, Sleman Full Senyum

Diperbarui: 9 Januari 2022   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PSS Sleman mengawali putaran kedua Liga 1 2021/22 dengan hasil positif, menhancurleburkan Persiraja Banda Aceh dengan skor 4-1 di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar. PSS Sleman tampil dengan semangat baru, dengan berbagai perubahan. I Putu Gede meneruskan tongkat estafet kepelatihan PSS Sleman setelah ditinggalkan oleh Dejan Antonic. Kepergian Dejan adalah imbas dari berbagai polemik sebelumnya. Polemik yang membuat Sleman Fans geram sehingga membuat 3 tuntutan dalam sebuah tagar yang mereka buat, #DejanOut #MarcoOut #ArthurOut. Tuntutan tersebut terhadap 3 bidang yang berbeda yakni pelatih, direktur utama, dan pemain.

Polemik ini sebenarnya sudah lama semenjak adanya manajemen baru dan pelatih baru pasca musim 2019. Memasuki tahun 2021 sudah muncul dari kalangan Sleman Fans mempertanyakan kinerja Dejan Antonic sebagai pelatih, namun saat itu terselamatkan oleh prestasi PSS Sleman di turnamen pra musim yakni Piala Mempora. PSS Sleman berada di posisi 3 setelah kalah di semifinal menghadapi Persib Bandung dan menang melawan PSM Makassar di perebutan posisi 3. Dalam Piala Mempora tersebut bersama Dejan, PSS Sleman tampil kurang meyakinkan di awal turnamen, namun kala memasuki fase gugur dapat mengalahkan tim kuat seperti Bali United.

Memasuki musim kompetisi Liga 1 2021/22 PSS Sleman terseok-seok sehingga munculah 3 tagar tersebut. Mencapai puncaknya saat pernyataan Marco Gracia Paulo yang saat itu menjabat Direktur Utama PT PSS tim sempat menyatakan soal kepindahan homebase dari Sleman. Reaksi spontanitas Marco Gracia Paulo tersebut sangat membuat geram bukan hanya Sleman Fans, tetapi juga penduduk Sleman . Sebagai perwakilan masyarakat, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo hingga turun tangan menanyakan hal tersebut kepada Marco Gracia Paulo.

Selain hal tersebut PSS Sleman yang melakoni laga Liga 1 yang dilaksanakan di Solo, sama sekali tidak pulang ke Sleman padahal jarak dari Solo ke Sleman tidak jauh. Muncul anggapan bahwa bisa jadi ada rencana kepindahan homebase PSS Sleman. Singkat cerita, 3 tuntutan Sleman Fans mulai terealisasikan, dari diberhentikannya Marco Gracia Paulo sebagai Direktur Utama PT PSS, setelah diberhentikannya Marco Gracia Paulo PSS Sleman pulang ke rumahnya dengan disambut Sleman Fans di perbatasan antara Jawa Tengah dan Kabupaten Sleman. Disusul Arthur Irawan yang memutuskan pindah ke Persik Kediri, terkait Arthur Irwan desas-desus bahwa ia merupakan anak dari pemilik saham mayoritas PSS Sleman yakni PT. Palladium Pratama Cemerlang, selain dianggap tak layak menghuni skuad PSS dari segi permainan, Arhur dianggap pemain 'titipan'. Disusul Dejan Antonic yang meninggalkan PSS Sleman.

Ditunjuknya Direktur Utama PT PSS yang baru yakni Andy Wardhana, ia menetapkan I Putu Gede sebagai pelatih baru PSS Sleman, setelah mencuri perhatian kala melatih Persekat Tegal di Liga 2 2021. Pergantian pelatih baru saat jeda putaran pertama adalah hal yang tepat, ada waktu untuk pelatih memahami apa yang harus dibenahi tim ini. I Putu Gede berhasil menjawab ekspetasi Sleman Fans dengan pertandingan debutnya. Kemenangan telak walaupun dengan tim zona merah klasemen sementara Liga 1, tetapi bisa menjadi modal tersendiri untuk PSS Sleman kedepannya. Di bawah ini adalah alasan bahwa PSS Sleman akan bangkit di bawah I Putu Gede, yakni

1. Revolusi PSS Sleman

Ditunjuknya Andy Wardhana sebagai Direktur Utama PT PSS, mengakhiri polemik yang kompleks dari PSS Sleman. Mulai dari pelatih, pemain, hingga dokter 'abal-abal' dibenahi oleh Andy Wardhana. Datangnya I Putu Gede sebagai pelatih kepala PSS Sleman mengawali revolusi PSS Sleman. Hampir 60% skuad Super Elja dirombak, I Putu Gede mencoba mengembalikan ciri khas PSS Sleman.

Super Elja adalah salah satu tim dengan ciri khas tim yang memiliki pemain seadanya namun bisa bermain kolektif secara tim. Bersama Dejan sebelumnya PSS Sleman seolah one man team dengan mengandalkan Irfan Jaya, bahkan banyak yang menjuluki Irfan Jaya FC.

Sebelumnya Dejan mempercayakan skuad Super Elja dengan pemain yang sudah berpengalaman di kompetisi Liga Indonesia, seperti Irfan Bachdim, Irfan Jaya, Fabiano Beltrame, Kim Jeffry Kurniawan, Aaron Evans. Padahal di musim sebelumnya bersama Seto Nurdiantoro, skuad PSS diisi dengan pemain muda dan pemain yang sudah bermain bersama PSS sejak Liga 2, seperti Ricky Kambuaya, Haris Tuharea, Dave Mustaine, Irkham Milla, Ocvian Chanigio. I Putu Gede mencoba mengembalikan ciri khas PSS. Pemain yang didatangkan bukan berlabel bintang ditambah pemain senior, seperti Riki Dwi, Eeng Supriyadi, Ramdani Lestaluhu, Syahroni, dan mengembalikan Dave Mustaine.

2. Permainan I Putu Gede

Sebenarnya terlalu dini untuk menilai PSS Sleman secara keseluruhan hanya dari satu pertandingan saja, lagi pula Persiraja Banda Aceh adalah tim yang berada di zona merah klasemen sementara Liga 1 2021/22. Namun ada perubahan signifikan dari permainan I Putu Gede, permainan kombinasi bola bawah umpan satu dua sentuhan, dikombinasikan dengan umpan panjang. Saat bersama Dejan, PSS Sleman lebih mengandalkan direct ball langsung ke flank kanan maupun kiri. Apa yang dilakukan I Putu Gede terbukti efektif terciptanya 4 Gol.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline