Lihat ke Halaman Asli

Rut sw

Ibu Rumah Tangga, Penulis, Pengamat Sosial Budaya

Kala Bintang Berpijar di Langit Menghilang

Diperbarui: 14 Januari 2021   19:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Syaikh Ali Saleh Mohammed Ali Jaber

Kiranya rakyat Indonesia di awal tahun 2021 ini diharuskan banyak bermuhasabah, bencana silih berganti menimpa bumi Pertiwi, belum reda berita pesawat Sriwijaya Air terjatuh dengan korban total 62 orang termasuk awak pesawat dan kru, banjir bandang di Kalimantan Selatan, Tanah Longsor dan lain-lain kini diberitakan salah satu ulama kharismatik Syekh Ali Jaber tutup usia. 

Lebih mengejutkan, kematian beliau bukan karena Covid-19 sebagaimana sebelumnya beliau di rawat dan mengalami kritis. Ternyata Allah SWT berkehendak lain. Kabar ini dibenarkan Ketua Yayasan Syekh Ali Jaber, Habib Abdurrahman Al-Habsyi, secara singkat kepada Republika.co.id, Kamis, 14 Januari 2021. "Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, telah wafat Syekh Ali Jaber, saya sedang menuju RS Yarsi Jakarta Pusat," ujar dia.

Dai asal Madinah, Arab Saudi dan berkebangsaan Indonesia menambah deretan ulama lurus yang dimiliki Indonesia dan telah wafat. Beliau yang santun, lembut hati namun tegas ketika harus menyampaikan yang Haq telah meninggalkan kenangan yang mendalam bagi rakyat Indonesia. 

Kecintaanya kepada negeri Indonesia tak diragukan lagi, dengan program hafidz Alquran beliau telah sekaligus mendakwahkan Islam hingga makin dikenal oleh kaum Muslimin. Saat Alquran dinistakan pun beliau bergabung dalam barisan pembela dan bersama-sama ulama lurus lainnya mendapat serangan dari aparat. 

Pun ketika sempat diserang orang ketika berdakwah di Lampung, beliau tak menunjukkan dendam, tetap merangkul dan menebar kebaikan. Beliau bak embun penyejuk kalbu ketika hari ini kaum Muslim banyak mengalami tekanan. Ajaran Islam dianggap radikal, ulamanya disertifikasi sebab dianggap tak layak, simbol, film, bahkan pengemban dakwahnya dipersekusi, selalu dilabeli radikal, teroris dan pemecah belah NKRI.

Beliau tetap konsisten menunjukkan bahwa Islam itu rahmatan Lil Aalamin, kini beliau sudah tiada, Allah lebih sayang. Hilanglah sudah panutan dan tercabutlah ilmu di bumi ini. Wafatnya ulama adalah musibah bahkan ditegaskan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa aalihi sallam dalam sabdanya :

"Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan, dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagi saya daripada meninggalnya satu orang ulama" (HR al-Thabrani dalam Mujam al-Kabir dan al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman dari Abu Darda').

Musibah itu adalah kaum Muslim akan kehilangan ilmu bak malam kehilangan bintangnya. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa aalihi sallam bersabda, sebagaimana diriwayatkan al-Imam al-Bukhari dan Muslim:

"Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak menggangkat ilmu dengan sekali cabutan dari para hamba-Nya, akan tetapi Allah menanggkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Ketika tidak tersisa lagi seorang ulama pun, manusia merujuk kepada orang-orang bodoh. Mereka bertanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. mereka sesat dan menyesatkan."

Semoga dengan ini Allah SWT menggantikan dengan kebaikan tak terhingga berupa terterapkannya syariat Allah secara sempurna di muka bumi. Sebab wafatnya ulamapun menandakan hari kemenangan itu segera tiba. Selamat jalan wahai cahaya umat, semoga Allah SWT menempatkmu pada tempat terbaik sebab amal ibadahmu untuk umat, aamiin

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline