Senja kembali membungkam luka
Jalan yang penuh dengan kerikil
Tetapi hanya air mata yang tahu cerita
Entah harus menyerah atau pasrah
Raga yang telah memunggut rasa
Menyuarakan sendu yang menjadi lara
Mengerami lirih-lirih jiwa
Kepada takdir yang yang membunuh rasa
Air mata mengabarkan sebuah luka
Melangkah tanpa tujuan arah
Tetapi terus berlari tanpa batas