Pendidikan adalah salah satu pondasi penting dalam membangun suatu negara agar dapat berkembang dan maju. Untuk meningkatkan kemakmuran suatu bangsa bisa dimulai dengan meningkatkan pendidikannya. Pendidikan yang berkualitas akan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas pula baik secara ilmu maupun karakter. Kita tahu, Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan sumber daya alam. Kekayaan alam yang melimpah tanpa didukung sumber daya manusia yang berkualitas akan sulit membawa negara menuju kemakmuran.
Indonesia terdiri dari 38 provinsi dari Sabang sampai Merauke. Bila kita melihat dari pendidikan di BPS.go.id, menurut sumber suspen 2022 " nyatanya pemerataan pendidikan masih terdapat ketimpangan yang besar antara daerah perkotaan dan pedesaan". Ternyata masih banyak daerah daerah di Indonesia yang belum pendapatkan fasilitas pendidikan yang memadai.
Hal ini lah yang membuat seorang "Bhrisco Jordy Dudi Padatu"- Penyuluh Pelita dari Pulau Mansinam, tergerak untuk membuat suatu perubahan disalah satu daerah di Indonesia yaitu Papua Barat tepatnya Pulau Mandinam. Jordy merupakan salah satu penerima Program Semangat Astra Terpadu ( SATU ) Indonesia Awards pada tahun 2020. Program ini merupakan program yang dilakukan oleh PT Astra Internasional untuk turut berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi indonesia sekaligus mendukung masyarakat yang inklusif dan sejahtera, salah satunya di bidang pendidikan.
Dua puluh tahun hidup di Papua bagi Jordy bukanlah hal yang mudah. Banyak sekali kesenjangan yang dirasakan olehnya. Kesenjangan pendidikan di papua sangat tinggi dibanding wilayah lainnya mulai dari keterbatasan aksesibilitas, keterbatasan tenaga pendidik secara kuantitas dan kualitas, serta angka buta huruf yang masih sangat tinggi. Inilah yang membuat hati seorang anak muda bernama Jordy tergerak untuk membuat suatu perubahan dan dampak bagi anak-anak di Papua, sehingga terbentulah Papua Future Project (PFP). PFP bertujuan untuk menyediakan fasilitas literasi dan bimbingan belajar di daerah tersebut. PFP ini menyediakan kelas belajar dan pojok membaca untuk anak-anak. Pembelajaran ini bertujuan untuk menghapus buta huruf yang tinggi di Papua. Selain itu PFP juga memberikan pelatihan kepada guru-guru di daerah sesuai dengan kurikulum terbaru dan bersifat holistik.
Karena terbatasnya tenaga pendidikan didaerah ini, PFP juga berupaya menghimpun anak-anak muda untuk dapat menjadi volunteer untuk membantu komunitas ini agar dapat berjalan lebih baik lagi. PFP membangun kerja sama dengan seluruh stakeholder terkait mulai dari pemerintah, volunteer yang berasal dari anak anak muda atau pun para dosen, serta lembaga-lembaga NGO demi terciptanya ketersediaan pendidikan masyarakat di daerah Papua. Saat ini PFP sedang mengusung untuk menjadi sebuah lembaga dengan nama " Lembaga Masa Depan Papua" dengan harapan lebih berdampak dan dapat memberi banyak penagruh setelah berbadan hukum.
Banyak hambatan yang dialami oleh PFP selama melakukan aksi ini salah satunya sulitnya menarik anak anak muda untuk ikut besama-sama bekerja membangun dan membantu mengerjakan hal ini yang mungkin dikarenakan tidak adanya uang atau gaji yang didapat. Namun hal ini tidak meredupkan semangat team PFP untuk terus berjuang memberikan fasilitas literasi dan belajar yang menyenangkan pada anak-anak di Papua.
Sejak menjadi salah satu pemenang SATU Indonesia Awards, komunitas ini mulai dilirik oleh masyarakat bahkan pemerintah, dan ini memberikan dampak positif dan mampu memperluas komunitas ini sehingga yang awalnya kegiatan ini dilakukan di satu desa kini sudah mampu menjangkau banyak desa lainnya. Bukan hanya anak-anak muda yang ada di Papua, bagi masyarakat yang ingin menjadi volunteer dan ikut ambil bagian dalam gerakan ini juga bisa berkontribusi tanpa harus datang ke Papua, salah satunya dapat melalui pembelajaran during yang dilakukan. Para Volunter yang ingin ikut mengajar dapat membuat video pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah dibuat oleh team PFP.
Dari Jordy kita belajar bahwa anak muda bisa jadi pilar perubahan bagi bangsa dan menunjukkan kontribusi kita sebagai anak bangsa. Jordy hanyalah salah satu anak muda yang berjuang di bidang pendidikan demi terciptanya kemerataan pendidikan dan terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas.
Pastilah masih banyak orang orang dilaur sana yang juga berjuang untuk pendidikan di daerahnya, dan bukan hanya di Papua, masih banyak juga daerah-daerah yang mengalami ketimpangan pendidikan dan aksesbilitas yang membutuhkan bantuan. Untuk itu mari kita sebagai anak muda menjadi dampak dan berkat, melihat jauh kedepan bahwa masih banyak orang yang membutuhkan kontribusi kita. Mari memberi hati, memberi kontribusi untuk sama-sama membangun Negeri kita tercinta, Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H