Bertempat di Lapangan Rutan, upacara berlangsung penuh khidmat dengan melibatkan Petugas perempuan dalam pelaksanaan upacara Hari Ibu ini. Bertindak sebagai Inspektur upacara, staf pengelolaan Leni Haryanti, upacara turut diikuti Jajaran Pejabat Struktural dan seluruh pegawai Rutan serta Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Dalam manatnya, Leni menyampaikan pesan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. Beliau mengingatkan pentingnya peringatan Hari Ibu di Indonesia yang memiliki nilai historis. Peringatan ini berakar pada Kongres Perempuan Indonesia Pertama yang diselenggarakan pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta, yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Nasional pada tahun 1959 oleh Presiden Soekarno.
Pada amanat tersebut, juga menyoroti kontribusi besar perempuan Indonesia dalam perjuangan dan pergerakan kemerdekaan. Para perempuan ini tidak hanya menjadi pendukung, tetapi juga penggerak perubahan menuju masyarakat yang lebih adil, humanis, dan berperadaban. "Para perempuan yang ikut terlibat aktif dalam perjuangan dan pergerakan adalah inspirasi bagi kita semua," tegas Leni saat membacakan amanat Menteri.
Mengusung tema "Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045", mencerminkan visi besar peran perempuan dalam mewujudkan kemajuan bangsa. Dengan berdayanya perempuan, Indonesia diyakini mampu mencapai cita-cita menjadi negara yang kuat dan sejahtera pada tahun 2045.
Tak hanya sebagai ajang refleksi atas sejarah perjuangan perempuan, melalui upacara ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan semangat pemberdayaan. Semangat yang tercermin dari tema peringatan Hari Ibu ke-96 ini diharapkan mampu menginspirasi berbagai pihak untuk terus bergerak bersama mencapai tujuan Indonesia Emas 2045.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H