Makassar --- Rutan Kelas I Makassar menggelar kegiatan merajut bagi warga binaan perempuan sebagai upaya menyalurkan emosi positif sekaligus membangun keterampilan. Rabu, (11/12).
Berlangsung di Blok Khusus Perempuan, program ini dilaksanakan dengan menggandeng mahasiswa Psikologi Universitas Bosowa (Unibos) dan komunitas Tangan Dia sebagai pengajar, serta didukung oleh MOKSA Daya Potensia Indonesia untuk pengembangan potensi ekonomis hasil karya para peserta.
Tampak warga binaan antusias merajut menggunakan bahan benang wol, berupaya membentuk suatu benda yang berguna dan terlihat estetik.
Dalam sambutannya, Diayani Sukardi, fasilitator pelatihan merajut dari TanganDia menyebut merajut tidak hanya menjadi aktivitas kreatif, tetapi juga medium terapi yang membantu warga binaan menemukan ketenangan dan membangun mental yang lebih kuat.
Dalam sesi ini, warga binaan diajak untuk melihat merajut sebagai sarana pemulihan diri dan penguatan mental.
Selain pelatihan keterampilan merajut, kegiatan ini juga dilengkapi dengan sesi psikologi bertema "Merajut Harapan, Perjalanan Menemukan Kembali Dirimu" yang dipandu oleh psikolog Andi Fitri Wahyuni, M.Psi.
"Merajut membantu meningkatkan penerimaan diri dan memperkuat mental, baik selama menjalani masa pidana maupun setelah bebas nantinya. Warga binaan tidak hanya belajar mempersiapkan diri, tetapi juga menemukan pola pikir positif serta menyusun rencana hidup pasca bebas," tutur Andi Fitri.
Kepala Rutan Kelas I Makassar, Jayadikusumah, menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan program ini. Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya melatih keterampilan, tetapi juga memperkuat mental dan emosi warga binaan.
Menurut Jayadi, kegiatan seperti ini menjadi salah satu bukti bahwa warga binaan tidak hanya menghabiskan waktunya begitu saja, tetapi mereka menjalani program pembinaan mental dan keterampilan.