Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Perjalanan Malam, Entah Keberapa Malam?

Diperbarui: 3 Januari 2025   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (dokpri)

Aku tidak pernah menghitungnya
kami terus berjalan melalui jalan berkerikil tanpa penerangan yang menyala
tidak ada rasa takut menembus gelap 
sementara orang-orang yang menempati rumah-rumah yang kami lewati Sudah terlelap

Aku merasakan sepi walaupun di antara beberapa kami ada yang bernyanyi
nyanyian yang tidak pernah selesai 
mereka pun terus bernyanyi tanpa peduli ada yang tidak menyukai 
sepiku adalah keraguan karena ujung jalan belum ditemui

Bulan tidak mempengaruhi tenaga untuk melangkah 
berbeda dengan matahari yang membuat gerah 
karena itu kami memilih malam 
yang tidak pernah kami hitung karena masing-masing kami memiliki dendam

Sepi bukan berarti mengurangu langkah untuk menuju ujung Jalan 
jalan buntu bukan berarti akhir dari keinginan 
bisa saja ini merupakan jebakan 
setiap malam selalu diwaspadai karena memiliki perbedaan 

Sungailiat, 3 Januari 2025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline