Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Mawar Pagi Mekar di Bawa Jendela

Diperbarui: 1 April 2024   05:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (dokpri)

Ketika petang masih kuncup mengeriput
Ketika malam tidak ada takut
Ketika subuh mekar merah memancar
Seorang perempuan tua sedang mengincar

Telah dipetik buat nyekar
Ditabur di pusara lelaki paling sabar
Doa menjadi jembatan
Mengantarkan rindu ingin lekas dipertemukan

Wanginya melekat di jemari tangan
Wangi disukai  melekat dalam ciuman
Ziarah usai memerahkan pusara
Tidak pernah menguburkan cinta

Karena itu tidak merasa berpisah
Walaupun raga telah terpisah
Doa selalu tidak pernah putus
Hati bicara dengan tulus

Sungailiat, 1 April 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline