Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Hari Ini 23 Tahun Lalu

Diperbarui: 19 Agustus 2023   06:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (dokpri)

Kami berkumpul dalam cemas
Ibumu sudah tampak lemas
Di luar sana terdengar hingar-bingar pawai tujuh belasan
Kau datang dengan tangisan

Tangismu membawa senyuman
Karena itu nenekmu mengibaratkanmu keindahan bunga di taman
Sehingga lahir bunga sebagai nama panggilan
Tersirat makna doa kau selalu menebar wangi kebaikan

Tapi doa kakek berbeda
Memilih nama bunga yang cerdas mengolah akal
Lengkap semua harapan menebar cahaya
Ibumu menguatkan doa jadilah perempuan beriman tebal

Tangismu perlahan diam setelah diazankan
Seiring satu-satu pergi dengan senyuman
Setelah sepi tangismu pecah kembali karena itu ibumu tahu bahwa nyawamu ada dikeramaian
Sekarang kau bisa sendiri sedang berjuang karena kedewasaan

Sngailiat, 19 Agustus 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline