Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Aku Kursi di Tepi Jalan

Diperbarui: 28 Maret 2023   07:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (dokpri)

Ada saat sepi untuk tidak terus letih
Ketika harus menahan tubuh-tubuh dengan wajah genbira maupun bersedih
Beban yang ditangung juga tidak sama
Mereka memang berbeda

Saat sepi merenung kembali yang dirasakan sepanjang hari
Ketika pagi mereka berlari memeras keringan sendiri
Terasa basah peluh dengan napas terengah hingga stabil kembali
Telah meninggalkan keringat dengan bau menyengat tanpa permisi

Kembali sepi ketika siang tanpa beban saat mereka tidak berani menantang
Aku lebih ringan karena mereka tidak ingin terpanggang
Langit terbuka di bawa matahari menyengat
Aku merasa lebih kuat

Ketika senja mereka membawa keluarga 
Aku harus lebih bertenaga untuk menahan beban besar
Berharap lebih lekas datang magrib sehingga mereka menuju masjid hanya beberapa langkah saja
Aku harus menahan sabar

Malam datang bersama dingin yang menguasai ruang
Mereka datang berpasang-pasang
Menebar kata merayu hingga tanpa kata hanya memegang
Aku tak ikut terangsang

Penguasa telah menempati aku di sini
Mudah dijangkau mereka lalu-lalang berjalan
Aku tetap akan menjadi kursi sepi
Ketika mereka tidak singgah hanya melintas jalan

Sungailiat, 28 Maret 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline