Membaca nyaring bisa dijadikan metode pengajaran orang tua dan guru kepada anak agar gemar membaca.
Begitu pula yang dilakukan pustakawan terhadap pemustaka belianya agar suka membaca buku hingga tertarik untuk ke perpustakaan.
Hal itu menjadi topik yang diperbincangkan dalam Ruang Pustaka RRI Sungailiat oleh narasumber Lailatul Usria, guru TK /PAUD Amaliyah Sungailiat, Sari Devia, pustakawan SD Negeri 9 Merawang dan Fitri m pustakawan yang juga bendahara Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) kabupaten Bangka.
Cara yang sudah sering dilakukan yakni nendongeng untuk anak merupakan metode mengajar anak agar gemar membaca tapi membaca buku dengan nyaring yang dilakukan ayah dan ibu kepada anaknya serta guru kepada siswa juga sudah sering dilakukan yang bisa meningkatkan gemar membaca.
Guru TK Amaliyah Lailatul Usria mengatakan, yang paling utama membaca buku dengan nyaring kepada anak dklakukan di rumah karena paling banyak waktu bersama buah hatinya.
Menurut Lailatul membaca nyaring merupakan pengalaman yang menyenangkan dan anak akan merasa senang.
"Membaca nyaring adalah cara membaca buku yang dilalukan orang dewasa dan anak yang mendengarkan," tambah Lailatul.
Sedangkan pustakawan SD Negeri 9 Merawang Sari Davia mengungkapkan, membaca nyaring dilakukan dengan suara yang jelas dan nyaring di hadapan siswa SD dengan pilihan buku yang disukai anak.
Dijelaskan, membaca nyaring yang dilakukan guru kepada siswa akan menjalin kedekatan antara guru dan siswa.
"Membaca buku dongeng kepada siswa sesuai usia yakni pendidikan usia dini dan siswa SD sehingga membuat siswa senang dan gembira," ujarnya.
Sementara itu Fitri, pustakawan Perpusda Bangka mengatakan, tehnik membaca nyaring bisa dilakukan sebagai kegiatan di perpustakaan dilakukan pustakawan kepada pemustaka terutama pengunjung perpustakaan anak-anak akan meningkatkan minat baca.