Sejak bertugas di perpustakaan umum daerah (perpusda) Kabupaten Bangka pada pertengahan 2019 setiap hari saya bersama banyak koleksi buku yang bisa dibaca, sehingga terbersit di benak saya kapan bisa menulis buku.
Berada di perpustakaan menjaga buku karya banyak penulis, terinspirasi dari buku-buku itu suata saat bisa menjaga buku karya sendiri di perpustakaan.
Saya yakin menulis buku juga bisa menambah pendapatan untuk kesejahteraan seperti beberapa aktifitas di perpustakaan desa di jabupaten Bangka yang telah bertransformasi berbasis inklusi sosial dengan bermacam kegiatan kerajinan dan aktifitas yang dapat meningkatkan ekonomi keluarga.
Saya harus memulai dari diri sendiri yang bisa menjadi contoh bagi pengelola perpustakaan, pustakawan dan pemustaka yang memiliki keinginan menulis.
Bermodal dari hobi menulis saya mengumpulkan sejumlah tulisan yang ada di blog saya di kompasiana hingga berhasil menerbitkan beberapa buku ber ISBN karya sendiri maupun buku yang ditulis secara bersama-sama dengan penulis lain.
Buku karya saya yang terbit pada tahun 2020 meliputi Mimbar Tua, Suami Istri dan Ayam Kate, Tanah Merdeka, Jampi Puisi dan Arwah Melati. Sedangkan tahun 2021 ada beberapa karya diantaranya Dasawarsa Cinta, Malam Berakhir, Sekoci Sepi dan beberapa buku lainnya. Karya-karya ini telah menguatkan saya untuk berbagi dengan peserta latihan menulis di Perpusda Bangka.
Menularkan hobi menulis bukanlah perkara mudah mengingat untuk mengumpulkan banyak orang dalam kegiatan pelatihan membutuhkan dana. Sementara kondisi keuangan pemerintah kabupaten Bangka mulai semester kedua tahun 2019 mengalami devisit sehingga membuat beberapa kegiatan Bimtek dan workshop yang telah dirancanakan tidak bisa dilaksanakan. Saya mengambil inisiatif untuk melakukan kegiatan pelatihan menulis tanpa menggunakan APBD.
Saya awali dengan berbagi pengalaman sebagai bloger dengan para pengelola perpustakaan desa sekabupaten Bangka pada November 2019. Obsesi saya dari kegiatan ini para perseta dapat termotivasi serta menumbuhkan minat menulis. Langkah awal menumbuhkan minat menulis dikalangan pengelola perpustakaan sudah dilakukan.
Memasuki tahun 2020 kondisi anggaran untuk kegiatan perpustakaan kembali di pangkas bersamaan masuknya masa pandemi Covid-19 yang memaksa Pemda mengalihkan anggaran untuk penangan Covid-19. Kembali berbagai kegiatan yang sudah direncanakan di perpustakaan harus tertunda.
Masa pandemi inilah saya manfaatkan dengan terus menulis buku sambil memberikan motivasi kepada pustakawan dan pengelola perpustakaan di kabupaten Bangka. Pandemi telah benar-benar membuat sepi kegiatan di perpustakaan. Namun saya tidak ingin larut dengan kondisi sepi itu.
Pada tahun 2021 saya bersama pustakawan yang ada di Perpusda kabupaten Bangka menyalurkan hobi menulis yang sudah mulai tumbuh dikalangan pustakawan dan pengelola perpustakaan sekolah maupun desa di kabupaten Bangka dengan mengajak mereka dalam kegiatan pelatihan menulis. Dana bukan menjadi halangan untuk melakukan aktifitas di perpustakaan, karena itu saya bersedekah ilmu dari pengalaman menulis buku kepada peserta pelatihan menulis.
Keseriusan peserta pelatihan telah melahirkan buku ber ISBN yang berjudul, "Pelangi di Perpustakaan." Buku antalogi yang berisikan kisah nyata para pengelola perpustakaan desa, perpustakaan sekolah, dan pustakawan di kabupaten Bangka menjadi produk pertama yang dihasilkan dari kegiatan menulis di Perpusda Kabupaten Bangka.