Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Kliping 26 Tahun Lalu Mengingatkan Kepada Penulis Sejarah AA Bakar

Diperbarui: 26 September 2021   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inilahlah kliping koran itu yang masih saya simpan dengan baik (dokpri)

Bermula informasi yang saya dapat dari media sosial bahwa akan dilaksanaan webinar yang mendiskusikan tentang penulis sejarah A.A Bakar.

Saya ingat dengan sosok A.A.Bakar yang pernah saya wawancarai 26 tahun lalu waktu masih menjadi reporter lepas mingguan yang diterbitkan Pemda Provinsi Sumatera Selatan yaitu Gelora Musi. Setelah wawancara itu 3 tahun kemudian penulis sejarah itu neninggal dunia.

Kliping tabloid Gelora Musi yang memuat hasil wawancara saya dengan A A  Bakar masih tersimpan dengan baik. Termasuk kliping tulisan tentang meninggalnya A A Bakar yang saya tulis tersimpan rapi di rak buku di rumah.

Kliping terbitan November 1995 di rubrik Apa Siapa, dengan judul "Penulis Sejarah Tak Mengenal Menyerah." Wawancara saya lakukan di kediaman A.A Bakar di lingkungan Bukit Betung, Sungailiat pada hari Jumat, 3 November 1995.

Kliping terbitan minggu ke II Oktober 1998, berjudul "Penulis Sejarah itu Pergi Untuk Selamanya." Merupakan catatan kenangan saya untuk A.A. Bakar yang meninggal dunia, Jumat 17 September 1998. Dalam catatan ini saya awali dengan baris puisi.

"Awanpun mati ditahan kelamnya mendung titik air hujan membasahi kota membawamu mencium bumi."

Dua kliping itu masih dalam kondisi baik masih bisa dibaca dengan jelas tentang sosok A.A.Bakar, pria kelahiran Mentok, 15 Februari 1925 telah melahirkan beberapa buku diantaranya, Barin Amir Tikal (1960), Ilmu Bumi Bangka (1970), Bangka Selayang Pandang (1970-an) bersama satu panitia, Banglo dan Pahlawan Pak Udak (kumpulan cerita anak-anak) serta beberapa cerita pendek dan artikel yang terbit dibeberapa majalah dan surat kabar.

Selain itu sebuah buku yang diterbitkan Balai Pustaka tahun 1993 berjudul, "Kenangan Manis dari Nenumbing " Buku ini merupakan catatan kenangan A.A.Bakar saat Proklamotir RI Bung Karno diasingkan ke Bangka oleh pemerintah kolonial Belanda pada Agresi Belanda ke II tahun 1949.

Karena webinar membicarakan sosok A.A. Bakar saya putuskan untuk mengikuti webinar ini. Webinar yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kabupaten Bangka Barat tersebut dengan tajuk diskusi sejarah, mengangkat tema, "mengenang sosok A A.Bakar, sosok perekam jejak sejarah Bangka."

Diskusi sejarah yang mengangkat tema tentang penulis sejarah A.A.Bakar telah menyegarkan ingatan saya bahwa saya pernah menggali tetang pengalaman dari sosok ini. Kliping tabloid Gelora Musi sebagai bukti bahwa saya dari sedikit jurnalis di daerah waktu itu yang mengangkat tentang sosok yang banyak mencatat terkait sejarah di Bangka.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline