Pemerintah desa Bakam, kecamatan Bakam, kabupaten Bangka memutuskan menutup perpustakaan desa dan merumahkan tenaga perpustakaan tahun 2020 ini dengan alasan karena kondisi pandemi Covid-19.
"Bagaimana kita mau membuka perpustakaan, kita menyelenggarakan rapat yang dihadiri 10 orang saja sudah didatangi petugas dari puskesmas," papar As'at, Pj kepala desa Bakam.
Alasan itu sehingga As'at mengeluarkan kebijakan menutup seluruh aktifitas di perpustakasn desa. Keputusan tersebut melalui pertimbangan yang sangat matang. Ketimbang adanya kerumunan massa sehingga rentan terhadap penularan Covid-19 lebih baik ditutup saja.
Saya bersama teman kerja dan pustakawan dari Perpustakaan Umum Daerah kabupaten Bangka pekan lalu sempat melihat kondisi perpustakasn desa Bakam.
Menyedihkan. Ruang petpustakaan tertutup. Saya bersama teman-teman diizinkan kepala desa untuk melihat kondisi di dalam perpustakasan. Tampak buku-buku di rak yang berdebu serta sederetan tropy.
Selama pandemi Covid-19 ruang perpustakaan beralih fungsi dijadikan tempat rapat aparat desa.
Kepala desa Bakam As'at berjanji dan meyakinkan kami bahwa di tahun 2021 perpustakaan desa akan ditata dan direhab lebih cantik.
Ada harapan baru di tahun baru nanti bagi warga desa Bakam terutama mereka yang telah menjadikan perpustakaan sebagai tempat mencari ilmu dan menyalurkan minat baca.
Ruangan perpustakaan desa Bakam yang dipenuhi susunan kursi telah berubah fungsi selama pandemi sebagai tempat rapat dapat kembali kepada fungsi senula sebagai perpustakaan di tahun 2021.
Pertanyaannya apakah janji kepala desa Bakam itu bisa terwujud di tahun 2021? Saya menjadi ragu karena beberapa desa di tahun 2021 masih memfokuskan penggunaan Angggaran Dana Desa untuk penanganan pandemi Covud-19.
Saya bersama teman-teman dari Perpustakaan Umum Daerah kabupaten Bangka juga mengunjungi perpustakasn desa Kayu Besi. Di sini kami menyerahkan bantuan beberapa buku dari sebuah lembaga yang peduli terhadap pembangunan literasi