Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Menulis 74 Puisi Tanpa Henti Ketika Rayakan HUT RI Tahun Lalu di Kompasiana

Diperbarui: 12 Agustus 2020   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

Ini kenangan tahun 2019 ketika Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke 74.

Banyak cara yang dilakukan perorangan maupun kelompok untuk merayakan hari kenerdekaan. Ada yang menggelar upacara di dasar laut dengan menyelam, ada dengan mendaki gunung dengan mengibarkan bendera Merah Putih di puncaknya saat 17 Agustus dan lain-lain.

Merayakan HUT RI dengan cara yang berbeda bisa dilakukan siapa saja dan dimana saja, termasuk di Kompasiana. Saya rasa kita merdeka untuk merayakan hari kemerdekaan.

Saya ingin membuat perayaan sendiri waktu itu. Kebetulan sering menulis puisi di Kompasiana, maka di sinilah perayaan itu saya gelar dengan menulis puisi memasang target sebanyak 74 judul puisi sesuai dengan HUT RI ke 74 waktu itu secara terus menerus tanpa henti yakni sesuai dengan ketentuan kompasiana postingan bisa dilakukan selang setiap satu jam.

Waktu akan memulai ada keraguan bisa dapat mewujudkannya atau tidak. Di sinilah tantangannya. Ada nilai perjuangan di dalamnya sesuai dengan semangat kemerdekaan.

Saya memulainya dengan bismillah, sehari setelah peringatan detik-detik proklamasi. Pada tanggal 18 Agustus 2019 sebelum subuh saya mulai menulis dan berakhir 21 Agustus 2019 pagi hari.

Postingan puisi pertama berjudul, "Merah Putih Ditiup Angin Kemarau." Hingga puisi yang ke 74 berjudul, "Sudah 74 Jam, Pagi Kuselesaikan."

Screen shot Kompasiana (dokpri)

Ketika akan memulai ada modal optimisme bisa menyelesaikan perayaan HUT RI ke 74 di Kompasiana.

Optimisme merupakan modal permulaan untuk mewujudkan sebuah perjuangan. Memang tidak mudah untuk menjalankan perjuangan. Bisa mengalami berbagai kendala. Tapi harus dengan tekad seperti pejuang dulu dengan tekadnya, merdeka atau mati. 

Begitu pula dalam menyelesaikan 74 puisi dengan tekad, "terus menulis atau 1 jam terlewati lebih baik berhenti."

Alhamdulillah tidak 1 jampun telewati, sesuai dengan tekad yakni 74 puisi untuk Indonesia Merdeka. Ketika menyelesaikan itu ada kepuasan batin. Selain itu bisa memaknai arti dari perjuangan bahwa dalam usaha itu harus ada tekad yang bulat untuk meraihnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline