Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Puisi | Jebakan Malam

Diperbarui: 7 Juni 2020   19:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (dokpri)


 Mulailah bermain dengan malam, setelah lama tidak menjamah. Membuka satu per satu gaun bekas yang membungkus tiang rumah yang mulai goyah. Banyak yang salah. 

Tidak akan mengulangi kesalahan yang lalu. Malam ini telah menjadi penentu. Diteruskan, bisa saja terhenti di titik waktu. Bukanlah mengontrak malam hanya untuk permainan. Sudah terlalu sering, hingga menjadi bosan. 

Telah diputuskan, mulai mengumpan. Telah dibagi kesegala penjuru untuk penyergapan. Ini malam penghabisan.  Bila ditemukan penghianatan menjadi malang, hingga penyesalan hanya karena setitik darah sebagai pembuktian. 

Ini jebakan. Karangan kata dalam ancaman. Malam telah menipu dalam dua pilihan, berakhir atau diteruskan. Telah diserahkan kepada malam, pasrah dalam kedinginan. 

Sungailiat, 7 Juni 2020 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline