Sejak perpustakaan bertransformasi menjadi berbasis inklusi sosial telah merubahnya menjadi tempat belajar dan berkarya masyarakat.
Selama ini kita kenal perpustakaan sebagai tempat menyimpan buku yang dikunjungi pemustaka untuk membaca dan meminjam buku. Era perpustakaan berbasis inklusi sosial telah merubah fungsi perpustakaan tifak hanya sebagai tempat membaca buku namun sebagai tempat belajar dan berkarya.
Kegiatan sosialisasi, bimbingan teknis, dan pelatihan lainnya yang digelar di petpustakaan selain mencerdaskan masyarakat juga meningkatkan ketrampilan serta penghasilan dari sisi ekonomi.
Hal itu telah dibuktikan perpustakaan di desa Pemali, kabupaten Bangka. Perpustakaan desa (Perpusdes) Berlian, Kecamatan Pemali tahun 2019 telah terpilih sebagai perpustakaan desa terbaik dalam implementasi transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial tingkat nasional.
Belajar Kerajinan Tangan
Adalah Fatonah (33 tahun), ibu rumah tangga dengan 2 orang anak ini sebelumnya sebagai guru Pendidikan Usia Dini (PAUD). Namun setelah mengabdi selama 6 tahun diberhentikan pihak sekolah tempatnya mengabdi.
Setelah itu ia berupaya mencari kesibuk untuk mengisi waktu luang setelah tidak lagi mengajar di PAUD. Diantara mengisi waktu luang itu yakni bergabung dengan Perpusdes Berlian yang tidak jauh dari tempatnya tinggal. Fatona dan warga yang lain mendapat kursus gratis di perpustakaan dalam mengolah barang bekas menjadi kerajinan yang memiliki nilai ekonomi.
Fatona berhasil menyerap ilmu yang didapat kini ia sudah terampil mengolah barang-barang bekas seperti kardus, kertas koran dan plastik menjadi berbagai bentuk kerajinan seperti tempat tisu, celengan, tempat permen dan lain-lain.
Perpustakaan berbasis inklusi sosial telah menyalurkan bakat fatona yang kini telah berhasil memasarkan produknya. Selain itu ia juga mengikuti berbagai pameran dan bazar. Keberhasilan itu disampaikannya dihadapan rombongan dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan kabupaten Bangka Barat yang melakukan study tiru, Rabu (3/6) dj perpustakaan Berlian.
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan kabupaten Bangka Barat yang dipimpin kepala dinasnya Isnanto nelakukan study tiru karena baru akan mengikuti program transformasi perputakaan berbasis inklusi sosial dari perpustakaan nasional tahun 2020 ini.
Setelah kunjungan mereka akan dilanjutkan kunjungan berikutnya dengan mendatangan utusan perpustakaan desa yang akan mengikuti program ini ke perpustakaan Berlian.
Perpustakaan Berlian telah membuktikan bahwa kegiatan belajar di perpustakan bisa menguatkan ekonomi keluarga.