Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Puisi | Tragedi Sahur yang Tertunda

Diperbarui: 13 Mei 2020   04:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri


Pengeras suara masjid menyuarakan sahur, tidak ada kokok ayam yang mengikuti.

Kemana ayam-ayam kita, bukankah belum disembelih? Lebaran masih beberapa hari lagi jangan-jangan ayam telah dicuri

Keluar rumah mencari, ayam-ayam masih telihat di dahan pohon yang tinggi
Kedinginan karena hujan dini hari

Pengeras suara masjid telah membangunkan pagi
Aroma kopi menyebar wangi
Menghilangkan ngantuk sempat menghinggapi
Sebentar lagi sahur, ceplok telur
Buat hidangan tanpa sayur

Mulai terdengar kokok ayam, dahan membuat beberapa embun di daun jatuh. Embun telah gugur. Membikin tanah yang sudah lebih dahulu basah menjadi tak terasa, bertambah gembur.

Mulai makan sahur
Ketika meninggalkan dapur
Terdengar pintu dari luar digedor
"Ayam kami sekandang habis di curi."
Tetangga mengadu telah berusaha mencari ketika dini hari
Tak sempat lagi menanak nasi
"Mungkin belum rezeki "
Dengan raut wajah sedih, sahur bersama dengan resah di hati

Sahur usai, "ambil saja masih ada ayam di atas dahan buat lebaran, ayam yang dicuri lupakan." Telah menjadi senyum hingga kusut wajah terurai

Sungailiat, 13 Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline