Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Puisi | Mimpi Buruk

Diperbarui: 4 Mei 2020   04:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Telah dieksekusi semalam di depan regu tembak seorang lelaki yang belum sempat melepaskan kedengkian di hati. Meskipun sudah tertembak jantung hingga kehilangan denyut nadi. Tapi hatinya belum mati. 

Hingga pagi, hatinya bergerak tanda bicara yang belum berakhir ingin melepaskan dengki. Hati telah berjanji tak ingin menyimpan benci. Ketika kematian mendahului belum sempat membersihkan hati. 

Ketika Subuh menjatuhkan embun yang digetarkan azan. Embun telah membersihkan hati dengan pelan. Lelaki telah menuju kematian. Ketika terbangun kutemukan di lantai rumah bunga Kenanga yang tumbuh di taman. 

Sungailiat, 4 Mei 2020 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline