Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Lepaskan Gawai Ketika Anak Belajar di Televisi

Diperbarui: 16 April 2020   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkap layar TVRI (dokpri)

Bicaranya gampang, namum aplikasinya tidak semudah diucapkan. Aturan yang tegas untuk anak dalam penggunaan gawai agar anak tidak kecanduan perlu diterapkan. Jangan sampai kepatuhan anak terhadap orang tua sudah dikalahkan gawai. 

Sudah 4 hari anak kami belajar melalui siaran TVRI, dimulai sejak Senin (13/4). Setiap pagi ada rutinitas yang wajib dijalani.

Saya mendapat perintah dari pihak sekolah tempat anak kami mengenyam pendidikan untuk mengawasi anak belajar. Sejak anak-anak tidak lagi ke sekolah 3 pekan ini, pihak sekolah membikin WA grup sebagai alat komunikasi antara pihak sekolah dengan orang tua siswa.

Aktifitas anak belajar menyaksikan TVRI dikirim buktinya berupa foto ke guru, saya ikuti anjuran guru. Saya lihat tidak banyak orang tua yang mengirimkan foto melalui WA grup tentang aktifitas anak belajar bersama TVRI. Banyak alasan yang dikirimkan orang tua siswa, yang paling banyak alasan yang disampaikan adalah tidak dapat menangkap siaran TVRI. Pihak sekolah tidak memaksa, berupaya menenangkan bahwa belajar melalui televisi sebagai salah satu cara anak belajar di rumah.

Kebetulan di rumah  saya siaran televisinya bisa menangkap siaran TVRI. Saya mewajibkan anak untuk menyaksikan jam tayang sesuai dengan tingkat pendidikannya yakni SMP. Sebelum dimulai tayangan TVRI saya minta anak saya untuk menyingkirkan gawainya.

"Pelajaran dimulai smartphone di matikan," pinta saya.

Anak saya mematuhinya, ia pun menyimpan gawainya. Menyimpan benda yang dahsat godaannya itu sangat penting, bila tidak ia tidak akan konsentrasi menyaksikan tayangan pelajaran di televisi. Ketika gawai dalam posisi hidup di tangan ketika pelajaran dimulai, ia hanya akan sekedarnya saja melihat tayangan televisi. Sebentar-sebentar akan melihat ke gawainya yang berbunyi. Bunyi gawai bisa karena ada telepon, ada pesan yang masuk baik SMS, WA maupun media sosialnya.

Ketegasan orang tua terhadap keberadaan gawai pada anak dibutuhkan untuk membuat anak fokus terhadap pelajaran ketika belajar dari rumah. Selama di rumah sejak anak tidak lagi beraktifitas di sekolah selama pemberlakuan di masa pandemi Covid-19 bila tidak diatur akan banyak di temani gawainya.

Anak di rumah aja, dengan gawai dapat membantu ia melepas diri dari kebosanan. Namun di sisi lain bila dibiarkan mereka akan kebablasan memainkan gawainya. Orang tua yang mengatur anak dan membatasi anak memaikan gawai. Ketika belajar silakan membaca buku paket yang ada. Bila membuka gawai memang untuk pelajaran.

Sedang untuk bermain diberikan waktu yang bisa diatur orang tua dengan bijak. Termasuk ketika jam tidur, agar gawai disimpan. Bila perlu orang tua yang menyimpan. Ini semua untuk kebaikan anak. Jangan sampai kelamaan di rumah aja anak telah dikuasai gawai.

Bicaranya gampang, namum aplikasinya tidak semudah diucapkan. Aturan yang tegas untuk anak dalam penggunaan gawai agar anak tidak kecanduan perlu diterapkan. Jangan sampai kepatuhan anak terhadap orang tua sudah dikalahkan gawai. Mudah-mudahan ini tidak terjadi di antara kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline