Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Puisi | Karang, Pasir, dan Cemara Menakar Lara

Diperbarui: 23 Februari 2020   19:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Ombak menampar karang, tak terasa. Buih putih mencium pantai menyatu pada pasir yang terhampar hilang tak bertanda. Namun cemara tak sampai digapai. Tubuh letih terasa lunglai. Lara belum juga usai, air mata pun berderai.

Karang yang tegar, tak kan gentar ketika ombak mengabarkan duka. Nelayan berduka ketika laut menenggelamkan rekan mereka. Tangis nelayan membasahi pasir yang tak penah basah karena air mata. Sementara cemara tempat yang teduh menyejukkan panas duka. 

Karang  pasir, dan cemara menakar lara. Menyaksikan kejamnya lautan yang tidak pernah diduga. Selamanya laut akan menjadi misteri. Ombak akan selalu menjadi perantara menentukan hidup atau mati.

Sungailiat, 23 Februari 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline