Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Saya Panggil Ia Mbak Widz

Diperbarui: 22 Februari 2020   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hobi menulis tersalurkan sejak bergabung di Kompasiana. Saya banyak belajar dari banyak penulis di sini. Kalau biasanya saya menulis puisi di buku harian, sekarang bisa menulis dan menyimpan tulisan di Kompasiana.

Rasanya kalau tidak menulis satu hari saja, ada sesuatu yang hilang. Saya biasa memberi nilai terhadap tulisan Kompasianer yang lain yang saya baca. Tapi saya jarang memberikan komentar, karena saya merasa nilai yang saya berikan sudah merupakan representasi dari komentar seperti menarik, inspiratif, aktual, dan lain-lain.

Memberikan nilai tulisan Kompasianer bagi saya sebagai cara silaturahmi melalui tulisan. Demikian pula ketika tulisan saya dinilai, rasanya saya telah dicolek teman-teman. Rugi kalau tidak memberi nilai, karena ini juga menambah poin.

Dari nilai dan komentar terhadap tulisan saya diantaranya dari akun Widz Stoops, saya selalu membalas dengan panggilan mbak Widz. Mbak Widz yang saya tahu tulisannya, tapi tidak kenal orangnya di bulan Februari 2020 ini berulang tahun. Merayakannya dengan cara yang berbeda yakni menyediakan uang traktiran dan berbagi kepada orang tidak mampu yang menjadi nara sumber tulisan teman-teman Kompasianer yang turut serta dalam perayaan ultah mbak Widz.

Ini luar biasa, mbak Widz menggantikan pesta ulang tahun dengan meneraktir Kompasianer dan menyantuni warga yang tidak mampu. Mbak Widz bersedekah di hari ulang tahun. Dalam agama yang saya anut yakni Islam, bersedekah itu dianjurkan untuk mendapatkan keberkahan. Saya yakini bersedekah itu tidak akan membuat miskin, bahkan sebaliknya. Semoga mbak Widz berlimpah rezeki, selalu sehat dan panjang umur.

Tidak semua orang bisa menginspirasi. Mbak Widz telah menginspirasi banyak orang. Tidak salahkan menjadi plagiat cara perayaan ulang tahun Mbak Widz? Asalkan jangan menjadi plagiat karya orang lain. Juga tidak salahkan menjadi epigon gaya perayaan ulang tahun mbak Widz? Gaya hidup yang sarat dengan pesan moral agar kita memiliki kepedulian sosial kepada sesama terutama kaum duafa.

Ini ungkapan perasaan saya terhadap apa yang dilakukan mbak Widz. Saya tidak sedang menulis fiksi, ini fakta. Tidak salah kan saya panggil dengan sebutan mbak Widz? (Rustian Al'Ansori)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline