Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pagi di Perjalanan Setelah Meninggalkan Malam Tanpa Sekejap

Diperbarui: 21 Januari 2020   18:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Matahari mulai membakar hari yang masih disejukkan embun yang masih tebal di daun-daun. Ketika baru saja azan subuh mengalun. Matahari belum mampu mengalahkan jejak malam yang ditinggalkan tanpa sekejap mata pun terpejam walau hanya sejengkal. Pagi di perjalanan masih disesaki pertengkaran yang mengumpal.

Perjalanan masih berhenti di beberapa persinggahan. Tak mungkin bisa melepas segumpal demi segumpal beban. Gumpalan yang menyatuh telah membuat sekat di hati yang sudah disakiti. Tanpa sekejap malam tak mampu membuat tenang, telah berlari meninggalkan pagi sehingga tanpa petunjuk disampaikan mimpi.

Malam telah ditinggalkan, terbaring sia-sia di atas kasur yang masih wangi. Tubuh yang mulai kering disapu angin malam yang dibiarkan membuat mati. Malam telah dijemput pagi. Perjalanan belum berakhir, tapi tak mungkin lagi kembali.

Sungailiat, 21 Januari 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline