Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Puisi | Hujan Sore

Diperbarui: 18 November 2019   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Hujan sore, telah mencerahkan warna bunga di halaman rumah setelah kering kemarau lama bertahan. Mengapa kau diam saja, ingatkah waktu kanak-kanak ditengah hujan berlarian. Ternyata kau sedang kedinginan. Terlalu tua untuk melawan hujan.

Aku sedang bercanda, jangan diambil hati. Biasa, candaan laki-laki. Tatap hujan di luar sana, tak banyak anak yang keluar rumah basah bersama hujan untuk dinikmati. Apakah mereka lebih cepat tua, sehingga hujan membuat mereka nyeri. Ternyata mereka sedang asyik dengan diri mereka sendiri.

Aku ingin mengajakmu mengulang kembali, ketika kita masih menjadi anak laki-laki. Hujan sore seperti saat ini, di tengah hujan deras kau berlari. Mengejar perempuan yang kini telah menjadi istrimu, terjatuh dari sepeda di jembatan besi. Hujan sore, aku mengajakmu mengulang kembali. Setidak bisa mengurangi dingin yang telah membuat tulangmu nyeri.

Sungailiat, 18 November 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline