Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Puisi | Malam Lelaki Tua

Diperbarui: 2 November 2019   23:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam semakin keras, ketika angin laut menerpa kencang mengenai wajah keriput yang bertambah kaku. Malam tanpa embun, telah kehilangan nyanyian merdu. Telah disembunyikan batu-batu. Tulang pipi mulai ngilu. 

Malam lelaki tua bersama bulan bukan purnama di tepi pantai yang mendinginkan tubuh tuanya membuat semakin lunglai. Sedikit sinar bulan ditambah bintang-bintang yang tidak benderang, terlihat nyiur masih melambai. Pantai semakin landai. 

Lelaki tua ketika malam menguasai pantai. Tidak menyadari mata-mata mengintai. Tidak menyadari diri dua tangannya terantai, baru saja terlepas dari pembantai. Setelah tertangkap, bersama perempuan muda yang sama-sama lunglai. Mereka telah lalai. 

Sungailiat, 2 November 2019 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline