Panggung besar dengan suara hingar-bingar tanpa puisi. Panggung besar milik orang dewasa, terasa mati. Kemeriahan tanpa denyut nadi.
Masa lalu ketika puisi masih ada panggung, selalu dibaca terasa disanjung. Penyair membaca sendiri puisinya di bawa pangung. Puisi yang ditulis ketika malam berjudul bingung.
Tidak ada lagi panggung buat puisi. Puisi telah tersisihkan oleh para penari, oleh para penyanyi, juga musik yang dimodifikasi. Tak ada yang melanggar asasi.
Dimana panggung puisi?
Sungailiat, 22 Oktober 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H