Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Puisi | Jalan Petang

Diperbarui: 26 Agustus 2019   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Petang telah membentang jalan panjang menuju malam, karpet berdarah ia bentang untuk mengucapkan selamat datang. Tak juga bisa menyurutkan marah. Masa lalu yang salah, kini telah menjadi masalah.

Bermula dari sebuah perintah, membuat jalan terbelah. Sulit menyatukan, ketika sudah terpecah belah. Telalu besar energi yang dikeluarkan, membuat lelah. Tak ingin memaksakan, hanya bisa pasrah.

Sejarah tidak pernah lepas dari kita, yang juga sebagai perwaris dosa sejarah. Kita pernah dijajah.  Kita tidak terlepas dari peluh, air mata dan darah. Pejuang kita tidak pernah menyerah. Begitu pula kita, tak pernah pasrah karena terpecah belah. 

Agama kita beda, suku kita beda, warna kulit kita beda tak menyebut warna. Setiap hari selalu bertemu petang, setiap hari selalu bertemu pagi, setiap hari selalu bertemu malam, kita sama. Sama-sama menunggu di jalan petang. 

Sungailiat, 26 Agustus 2019 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline