Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Puisi | Ayah, Merdeka

Diperbarui: 17 Agustus 2019   07:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

"Ayah, merdeka!"
Salam anak lelaki, ketika pagi 17 Agustus kepada Ayah yang akan berangkat kerja
Tak ada balasan salam, hanya tersenyum tanpa rasa
Anak lelaki tak bisa membaca makna senyum ayah yang belum merasa merdeka
Ayahnya masih dijajah kemiskinan, yang harus terus bekerja walaupun dihari merdeka

Sekali lagi pekik anak lelaki, "ayah, merdeka!"
Kali ini, ayah hanya mengangkat tangan dengan dikepal tanpa suara
Lelaki yang dipangil ayah terus melangkah menuju hutan dibatas desa
Hutan yang mulai terbakar karena kemarau
Hati lelaki mulai risau
Ketika hutan belukar telah menjadi pisau
Hampir sama, ketika tentara penjajah memasang banyak ranjau

Anak lelaki, dari kejauhan masih pekikkan, "ayah, meredeka!"
Tak ada balasan, ayahnya terus melangkah tanpa kata-kata
Anak lelaki, "kepada dirinya bertanya, apakah ayah belum merdeka?"

Sungailiat, 17 Agustus 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline