Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Puisi | Doa Embun

Diperbarui: 5 Juli 2019   04:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Embun jatuh dari daun muda yang baru tumbuh ketika pagi masih belum datang subuh. Embun menimpa rumput hijau yang sempat kering kemarin siang karena kemarau yang mulai menyentuh. Segar rumput bukan karena embun, tapi pagi yang sejuk adalah mula kehidupan tumbuh. Walaupun tidak lama, pagi telah membuat kemarau luluh. Embun adalah sarapan pagi tanam tumbuh. Dengar, marbot telah mengaji memanggilkan subuh.

Taburi doa pagi ini, biar embun ikut berdoa. Ketika doa diaminkan embun, ia jatuh satu-satu memcahkan butirannya. Embun telah mengaminkan doa kita. Menghijaukan daun dan rerumputan yang tak mengalah karena kemarau telah mulai memberikan pertanda bahaya. Kemarau akan menyiksa. Mengerat tanah hingga terbelah, melayukan daun hingga pohon rebah, tapi embun pagi ini mengajarkan kita untuk tidak menyerah.

Sungailiat, 5 Juli 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline