Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Intensitas Hujan Tinggi, Ancaman Bagi Wilayah yang Kerap Alami Kerusakan Alam

Diperbarui: 11 Maret 2019   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banjir melanda kabupaten Bangka awal Maret 2019 ini (dok. WA Grup Bangka Setara)

Pulau Bangka merupakan wilayah penambang timah. Kerusakan alam akibat penambangan baru benar-benar dirsakan 5 tahun terakhir ini, khususnya dampak dari kegiatan penambangan di darat. 

Selama ini sudah ratusan tahun kegiatan penambang timah baru 5 tahun terakhir ini ini dampak kerusakan alam itu, ketika tingkat intensitas hujan tinggi memicu terjadinya banjir.

Banjir terbesar melanda wilayah pulau Bangka terjadi akhir tahun 2013. Sejumlah wilayah seperti Bangka Selatan, Bangka Barat dan kota Pangkalpinang di landa banjir. Jembatan rusak sehingga akses transportasi darat putus. Semua elemen masyarakat di daerah itu sepakat menilai, penyebabnya adalah kegiatan penambangan timah.

Banjir di desa Kayu Besi, kecamatan Puding Besar, kabupaten Bangka (dok. WA Grup Bangka Setara)

Beberapa tahun terakhir ini kegiatan penambangan di darat berlangsung masif. Daerah aliran sungai rusak, lahan- lahan rusak, daerah perbukitan juga mengalami kerusakan, termasuk juga fasilitas umum seperti jalan dan rumah penduduk terancam karena kegiatan penambangan. 

Penambangan berlangsung baik secara legal maupun tanpa izin (ilegal). Setelah beberapa wilayah tergenang air 5 tahun lalu, pada tahun berikutnya setiap kali intensitas hujan tinggi akan terjadi banjir di wilayah yang menjadi langganan banjir. 

Seperti di kabupaten Bangla, ketika awal Maret 2019 ini terjadi hujan yang hanya berlangsung petang hari hingga pagi keesokan harinya beberapa wilayah yang langganan banjir kembali tergenang air, termasuk beberapa fasilitas jalan dan rumah sekolah serta rumah penduduk terendam banjir. 

SD Negeri di Deniang, Riau Silip tergenang banjir (dokpri)

Banjir paling parah terjadi di desa Kayu Besi, kecamatan Puding Besar. Alir air di Sungai Kayu Besi meluap sehingga merendam jalan raya untuk akses jalan dari Sungailiat menuju Muntok, Bangka Barat. 

Meluapnya air sungai juga dikhawatirkan buaya yang menghuni sungai tersebut menyerang warga, seperti peristiwa banjir tahun lalu. Sempat ketika banjir pekan lalu, Dinas sosial Kabupaten Bangka mendirikan dapur umum untuk membantu warga. Namun banjir hanya berlangsung sehari saja, seiring berhentinya hujan.

Jalan rusak terbelah tidak bisa dilewati karena terjangan banjir di Sungailiat (dok. WA Grup Bangka Setara)

Wilayah lainnya yang terdampak banjir yakni di Sungailiat. Tepatnya jalan di wilayah kelurahan Kuday yang berbatasan dengan desa Karya Makmur dan desa Air Ruai terbelah karena kencangnya arus air. 

Termasuk jembatan di wilayah kecamatan Riau Sikip mengalami kerusakan. Titik-titik banjir, sebagai daerah langganan banjir sudah diketahui khususnya berada di daerah aliran sungai.

Dengan adanya ramalam cuaca dari BMKG bakal terjadinya intensitas hujan tinggi hingga pertengah Maret 2019 ini, daerah yang wilayahnya mengalami kerusakan alam dan langganan banjir sudah seharus melakukan antisipasi, tidak menunggu setelah suatu wilayah tergenang banjir. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline