Pilihan saya berwisata di akhir pekan ini, yakni mengarahkan perjalanan ke arah pantai Timur kota Sungailiat, kabupaten Bangka, provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Ada beberapa pantai yang menjadi pilihan. Pilihan saya kali ini pantai Tikus “ Emas “ berjarak sekitar 6 km dari pusat kota Sungailiat. Bisa menggunakan mobil, bisa pula dengan sepeda motor. Bila ingin sambil berolahraga, bisa dengan mengayuh sepeda.
Ketika saya tiba di pantai Tikus, pengunjung sudah ramai. Komunitas bersepeda juga mengambil moment mengabadikannya dengan smart phone mengambil foto dengan latar belakang keindahan pantai Tikus. Tampak pula para pegawai Kementerian Agama Kabupaten Bangka yang berwisata di pantai Tikus, untuk membangun silaturahmi dalam rangka hari bakti Kementerian Agama ke 73.
Para pengunjung benar - benar menikmati keindahan pantai Tikus dengan hamparan pasir putih, juga terdapat deretan pohon tempat berteduh bagi para pengunjung ketika terik matahari siang mulai menyengat.
Pantai Tikus dengan hamparan laut lepas berhadapan langsung ke Laut Natuna, kali ini ombak lautnya tampak tenang bisa untuk berenang. Namun pengunjung yang ingin berenang selalu diingatkan untuk berhati - hati saat menceburkan diri di laut pantai Tikus, guna menjaga keselamatan selama berenang di laut pantai Tikus.
Dari dulu nama pantai ini, pantai Tikus. Namun sekarang ada embel - embel nama “ Emas. " Tidak ada yang dapat memberikan keterangan mengapa disebut pantai Tikus “ Emas” , mungkin juga mengambil dari shio kalender Cina. Memang dari dulu warga Tionghoa setempat menyebutnya dengan Sang Lo Tju yang berarti Tikus. Walau namanya Tikus, tapi di antai ini tidak ada Tikus. Yang ada hanya patung Tikus.
Meskipun berada di antara obyek wisata yang sudah ternama di Sungailiat, yakni Tanjung Pesona dan Puri Tri Agung, tidak mengurangi kunjungan wisata ke pantai Tikus. Pantai Tikus menjadi alternatif, dan berada di tengah - tengah diantara gugusan pantai di pantai Timur kota sungailiat. Mulai dari pantai Rambak, pantai Teluk Uber, Pantai Tanjung Pesona, Puri Tri Agung, baru bisa berjumpa dengan pantai Tikus. Bila terus berjalan ke arah pantai Timur lainnya, terdapat pantai Rebo, pantai Mang Kalo serta beberapa pantai lainnya.
Gugusan pantai Timur ini sempat diakhir tahun 2018 lalu diperjuangan Pemkab Bangka menjadi kawasan Ekonomi Khusus ( KEK ) Pariwisata, namun hingga memasuki tahun 2019 ini kabar KEK itu sepi setelah pemerintah pusat meminta Pemprov Kepulauan Bangka Belitung memilih kegiatan penambangan ataukah pariwisata. Laut pantai Timur Sungailiat masih termasuk kawasan Izin Usaha Penambangan ( IUP ) Pt Timah Tbk.
Tidak heran bila air laut di pantai Timur Sungailiat kadang - kadang berwarna keruh, hal ini sebabkan adanya kegiatan penambangan timah di laut. Penambangan itu bisa pula dilakukan penambang liar ( ilegal ) tanpa izin, yang main kucing - kucingan dengan aparat keamanan.
Tapi PT Timah memiliki hak penuh terhadap kawasan itu, bila kapal keruknya sudah ditempatkan lautpun keruh, terumbu karangpun hancur. Ironis memang. Lupakan itu semua, semoga kawasan pantai Tikus benar - benar menjadi tempat wisata yang aman dari pengerusakan alam karena kegiatan penambangan Timah.
Sejak maraknya upaya pemda setempat menjadikan kawasan ini KEK Pariwisata, sudah lama laut pantai Tikus sepi dari kegiatan penambangan. Semoga kawasan ini tetap asri. Benar - benar menjadi kawasan pariwisata, tidak lagi dicampur aduk dengan kegiatan penambangan.
Rasanya sudah cukup lama berada di pantai Tikus. Mengapa saya pilih pantai?
- Pantai itu tempatnya lebih tenang.
- Pantai dapat melahirkan banyak inspirasi.
- Pantai itu lebih bebas, karena lokasinya lebih luas cocok untuk keluarga serta teman kerja.
- Pantai juga bisa sebagai tempat berolahraga seperti bermain sepakbola, joging dan lain - lain.