Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Puisi | Mencari Jejak Semusim

Diperbarui: 17 September 2018   17:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Aku telah mencari jejakmu hingga ke pasir tepi pantai. Namun tak kutemukan, hanya jejakku sendiri yang dibuat dengan tergesa - gesa. Aku telah mencari dirimu ditempat yang ramai. Namun tak juga ditemukan , kali ini aku yang kehilangan jejakku sendiri yang terpenjara di tengah kota.

Keramaian telah menunda pertemuan yang seharusnya telah terjadi di meja kedai di ujung kota. Tapi kota sedang dikuasai gelisah yang tak berkesudahan karena kemarau telah meluluhlantakkan dengan kering yang sengsara. Masih menunggu lagi kepastian musim, ketika bulan dilewati. September, Oktober, November, Desember tak lagi dikuasai hujan yang membuat semakin tak pasti.

Aku akan menyelesaikan pencarian ini sebelum hujan turun tanpa kaki. Hujan akan menghapus semua bekas yang pernah dijejaki. Jejak kemarau akan dihabisi hujan. Ternyata musim berganti menjadi biasa. Selesaikan semua lara dalam semusim sebelum ditinggalkan lupa.

Sungailiat, 17 September 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline