Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Puisi | Dikejar Malam

Diperbarui: 1 September 2018   00:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam terus bergerak seluwes waktu. Semakin mendekat hingga sejengkal dari tubuhku. Sedang dikejar malam ketika perjalanan waktu menyisahkan menit yang tinggal sedikit. Terasa sesak di dada yang menyempit. 

Malam ini bukan hanya dikejar waktu. Tapi detak jantung yang digantungi batu. Malam berjalan terasa semakin berat. Menyaksikan ujung nyawa yang semakin sekarat. 

Malam terus mengejar. Aku telah dikejar malam. Cinta pun bertebaran telah kurang ajar. Melihat lelaki tua dalam keremangan terus menyulam. 

Lelaki tua menyulam malam dengan harapan. Lelaki tua menyulam malam dengan keindahan. Lelaki tua telah dikejar malam. Lelaki tua kulitnya tersulam. 

Sungailiat, 31 Agustus 2018 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline