Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Puisi | Ziarah

Diperbarui: 18 Agustus 2018   07:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Terik kemarau menyengat pusara yang mengeringkan bunga yang baru ditaburkan. Bunga tabur yang dibawa peziarah mengeriting kepanasan. Peziarah telah berziarah di makammu pahlawan. Bunga tabur mewangikan pusara. Dari pusara bernama hingga tak punya nama. 

Do'a diantara bunga tabur tak lupa disampaikan. Putih pusaramu pahlawan selalu mengingatkan. Tanggungjawab para peziarah untuk meneruskan. Ziarah singkat telah dilakukan. Ziarah rutinitas tahunan. 

Saat meninggalkan pusara, masih tersisa segenggam bunga tabur masih bisa ditaburkan. Aku melihat satu pusara di pojok makam yang belum mendapat taburan. Lengkap sudah ziarah yang tak kan dilupakan. Walau hanya tahunan tapi meninggalkan pesan. Jangan pernah menghianati perjuangan. 

Sungailiat, 18 Agustus 2018 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline