Sebentar lagi Idul Fitri, kesibukan warga yang merayakannya meningkat dalam mempersiapkan perayaan hari kemenangan itu.
Kemenangan itu sangat terasa bagi yang berhasil menyelesaikan ibadah puasa sebulan penuh. Melengkapi ibadah puas, diwajibkan membayar zakat fitrah. Zakat fitrah adalah zakat diri yang diwajibkanatas bagi setiap individu laki - laki dan perempuan muslim yang berkemampuan dengan syarat - syarat yang ditetapkan.
Melalui zakat fitra semoga dapat kembali kepada fitrah diri setelah menunaikan puasa di bulan Ramadhan.
Sejak kecil saya selalu diingatkan orang tua agar membayar zakat fitrah secepatnya ketika amil zakat sekarang disebut Unit Pelayanan Zakat ( UPZ ) di masjid dan surau dimulai memberikan pelayanan biasanya sepekan menjelang Idul Fitri, segeralah dibayar.
Jangan membayar ketika sudah mendekati lebaran seperti misalnya di malam takbir. Anjuran itu cukup beralasan karena mempertimbangkan, bila cepat membayarnya maka akan cepat penyaluran zakat fitrah kepada yang berhak menerimanya sehingga mereka yang berhak menerima juga dapat menikmati kebahagiaan. Zakat fitrah bisa dibayar berupa beras ( makanan pokok ) bisa pula dengan uang.
UPZ masjid Agung Sungailiat menetapkan zakat fitra dibayar 2,5 kg/ jiwa atau Rp 32.500 bila membayar dengan uang. Saya tetap memilih membayar zakat fitrah dengan beras. Urusan zakat harus dituntaskan dahulu baru mempersiapkan untuk keperluan lebaran yang lain.
Terasa legah bila zakat sudah dituntaskan. Tersirat dalam zakat fitrah, yang diniatkan untuk dibayarkan bahwa disitu ada kekuatan kebersamaan dan solidaritas serta berbagi dengan sesama khususnya warga yang belum beruntung secara ekonomi.
Setelah zakat fitrah didahulukan barulah urusan lainnya. Ketika diakhir puasa menjelang Idul Fitri ini, sudah menjadi kebiasan sejak kecil para laki - laki yang bertugas mengantarkan zakat fitrah, zakat harta, infaq dan sadaqoh kepada amil zakat. Selain itu ada tugas berikutnya yakni merebus ketupat, membersihkan rumah dan lain - lain. Hal itu merupakan rutinitas persiapan menjelang Idul Fitri.
Begitu pula saya, setelah urusan zakat fitrah selesai saya pun harus menangkap beberapa ekor bebek serati yang saya ternakkan kecil - kecilan dibelakang rumah untuk disembelih. Malam sebelumnya ada yang datang ke rumah ingin membeli serati, tapi saya tidak menjualnya karena memang sudah diniatkan akan disembelih untuk menu lebaran.
Saya tidak pernah menjual bebek, karena diternakkan hanya untuk dikonsumsi sendiri baik daging maupun telur. Disamping itu jumlahnya juga tidak banyak. Bebek dewasa jumlahnya tidak banyak, sisanya lebih banyak bebek serati yang masih kecil dan berukuran sedang.
Rabu pagi (13/6) saya menangkap dua ekor bebek dewasa, satu jantan yang ukurannya lumayan besar dan satu bebek betina. Saya tidak memotong sendiri, tapi saya menggunakan jasa penyembelihan unggas di kawasan Bukit Betung yang jaraknya sekitar 2 km dari rumah. Disana sudah ramai warga yang membawa ternaknya sendiri baik itu bebek maupun ayam untuk disembelih.