Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Mendung Tak Dendam

Diperbarui: 10 Desember 2017   14:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mendung siang ini telah menyeret - nyeret hati dalam duka tersisa. Setelah hempasan prahara yang melukai menikam dada. Sakitnya sangat terasa seperti membelah dada dengan luka mengangga. Bukanlah perih biasa, tapi perihnya hampir melepaskan jiwa dari raga.

Mendung sore ini seketika datang, seketika pula merubah cerah. Tebalnya awan hitam menambah rasa resah. Banyak pertanyaan yang  tertuju tak mampu dijawab, sehingga hanya pasrah. Mengapa tidak dilibas saja dengan sembilu tajam yang baru diasah?

Mendukung tak pernah dendam, mengapa mesti membalas? Biarkan berjalan hingga jauh walau tanpa tujuan dengan lepas. Perjalanan panjang tanpa arah akan ditemukan sendiri pecut yang melibas. Biarkan sendiri dirasakan walau lama, setelah lupa baru akan dapat balas.

Sungailiat, 10/12/2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline