Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pak Setnov Maafkanlah

Diperbarui: 5 November 2017   15:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : nasional.tempo.co

Dikutip dari Kompos.com bahwa pihak Kepolisian telah menangkap pelaku yang bernama Dyan Kemala Arrizzqi di rumahnya di Tangerang sekitar pukul 22.00 WIB, Selasa (31/10/2017).

Perempuan berusia 29 tahun itu kini telah berstatus tersangka dan dijerat pasal 27 ayat 3 Undang-undang No. 11 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) karena telah membuat meme ketika Setya Novanto Sakit di media sosial.

Ternyata dalam sakitnya Ketua DPR RI Setya Novanto menyimpan dendam kepada orang - orang telah membuat meme tentang dirinya. Makna yang tersirat maupun tersurat dalam sebuah meme tidak jauh berbeda dengan sebuah karikatur yang berisikan kritikan terkadang isinya amat pedas.

Banyak lagi kritikan -- kritikan yang dituangkan dalam bentuk lain baik itu opini, berita, wawancara melalui media massa, juga tidak kalah pedasnya kritikan ditujukan kepada Setnov ketika sakit. Pertanyaan saya, mengapa seorang Dyan Kemala Arrizzqi yang harus jadi tersangka? Di alam demokrasi di Indonesia politisinya yang begitu galak, cenderung kasar lihat saja apa yang dilakukan Pansus KPK. Ternyata dibalik kritis dan garangnya para politisi Senayan itu juga perasa sehingga memerintahkan polisi untuk menangkap pembuat meme ketika Setnov sakit.

Bagi saya apa yang menimpa Dyan Kemala, adalah tindakan yang tidak tepat bagi seorang wakil rakyat yang juga harus melindungi rakyanya. Namun sekarang rakyatnya yang harus menjadi tersangka karena laporan sosok yang telah mewakilinya di parlemen. Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan Setnov kepada pelaku pembuat meme, tidak mesti dilaporkan ke polisi. Diundang dan bertemu dalam pencerahan mungkin lebih simpatik dan populis. Alam demokrasi di Indonesia sebenarnya tidaklah terlalu demokratis bagi rakyat yang bermasalah dengan penguasa serta para pejabat negara.

Tidak populisnya langkah yang diambil, sebagai Ketua Partai Golkar yakni partai yang lama berkuasa ketika zaman Orde Baru karena kejadian ini kembali membuat trauma kepada masa lalu dimana sikap otoriter penguasa waktu itu, sepertinya terasa kembali dalam kasus yang menimpa Dyan Kemala. Setidaknya dari kasus ini Partai Golkar akan mendapatkan dampaknya, karena terkait dengan pimpinan partai Golkar yakni Setnov.

Sudahlah pak Setnov cabut saja laporannya, walaupun hati terluka maafkanlah pelakunya.

Salam dari Pulau Bangka




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline