Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Puisi | Kokok Ayam

Diperbarui: 8 Juli 2017   05:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : pixabay.com

Yang melengking nyaring dengan berirama itu Si Kate tertua

Yang nyaring tapi tak panjang itu ayam kampung yang jangkung

Yang suaranya patah - patah itu Si Putih yang baru belajar berkokok

Pagi ini ada 13 ekor yang berkokok dengan suara berbeda  - beda

Sejak lewat tengah malam setiap satu jam ayam dibelakang rumah berkokok

Apa lagi menjelang Subuh suaranya lebih ramai bersaut - sautan

Usai subuh tinggal satu - satu bergantian berkokok menunggu mentari

Simponi pagi telah dimainkan walau selalu sama setiap pagi, tapi tak bosan

Suara yang apa adanya tak dibuat - buat menjadikan kokoknya sedap terdengar

Saut - sautan setiap pagi menunjukkan ada persaingan tapi natural saja

Satu nyaring, satunya tidak, tak ada yang saling dorong dari dahan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline