Lihat ke Halaman Asli

Rustan Ibnu Abbas

Penulis, Trainer

Menteri Kebahagiaan dan Toleransi, Untuk Apa?

Diperbarui: 5 Juli 2019   11:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://politiktoday.com

Ketua DPR  Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengusulkan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk kementerian kebahagiaan dan toleransi. Sepintas usulan ini terdengar sangat bagus yang jelas tujuannya agar masyarakat bisa berbahagia dan terciptanya sikap toleransi antara sesama rakyat Indonesia. 

Usulan ini terinspirasi dari negara teluk, Perdana Menteri United Arab Emirates yang menunjuk Ohood Al Roumi, seorang perempuan emirati menjadi menteri Kebahagiaan (Minister of State for Happiness)

Sekedar usulan tentu saja boleh namun karena usulan ini datangnya dari seorang tokoh politik tentu akan ramai dibicarakan dan menjadi bahan diskusi. Apa betul kita membutuhkan menteri kebahagiaan dan toleransi. 

Mungkin Pak Bamsoet mengusulkan ini sebagai bentuk keprihatinan masih banyak rakyat Indonesia yang belum bahagia setara dengan Uni Emirat Arab serta beberapa kasus tindakan intoleransi yang terjadi beberapa tahun belakang. 

Namun kalau kita melihat lebih jeli lagi seperti dalam laporan World Happiness Report 2019 yang terbit akhir Maret lalu, ranking kebahagiaan Indonesia berada di posisi 92 atau lebih baik 4 tingkat dibandingkan laporan tahun 2018 yang berada di posisi 96. Apa sih yang disebut sebagai bahagia ? ternyata secara umum ada 10 index kebahagian kepuasan dalam bentuk :

1) kesehatan

2) pendidikan

3) pekerjaan

4) pendapatan rumah tangga 

5) keharmonisan keluarga 

6) ketersediaan waktu luang, 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline