Lihat ke Halaman Asli

Rustan Ibnu Abbas

Penulis, Trainer

Belajar dari Kesombongan "Anak Iblis" Conor McGregor

Diperbarui: 8 Oktober 2018   12:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.liputan6.com

Tidak seperti biasa dunia tarung bebas atau seni bela diri campuran  The Ultimate Fighting Championship (UFC) menjadi sorotan dunia baik di media sosial maupun di tv. Atlet MMA Khabib Nurmagomedov menjadi pembicaraan setelah berhasil mengalahkan Conor McGregor pada pertandingan UFC 229 di T-Mobile Arena, Las Vegas, Sabtu (6/10/2018) Amerika Serikat. Kekalahan yang sangat dramatis dan sangat bersejarah.

Conor McGregor merupakan petarung asal Irlandia yang sudah dikenal reputasinya dalam dunia seni bela diri UFC. Memulai karirnya tahun 2008 mixed martial arts (MMA) banyak kemenangan yang sudah diraihnya. McGregor menjadi petarung pertama dalam sejarah UFC untuk memegang gelar juara dalam dua divisi berbeda secara bersamaan. Ini merupakan pertarungan pertama McGregor setelah kalah TKO dari petinju Floyd Mayweather Jr.

Karir yang cemerlang, uang yang berlimpah bahkan menjadi  salah satu atlet terkaya di jagat raya memang terkenal suka melakukan hal-hal kontroversi, rekam jejak McGregor sebagai si mulut besar dan provokator memang sudah sangat sering terdengar Bahkan dipertandingan sebelumnya melawan Floyd Mayweather jr. Maka media sering menjuluki McGregor sebagai "anak Iblis".

Perangai yang diluar dari kebiasaan ternyata juga ditunjukkan ketika menantang tanding Khabib Nurmagomedov seorang petinju muslim asal Russia. Pertandingan termahal yang pernah dilakukan dan diperkirakan ditonton oleh lebih dari 2 juta penonton diseluruh dunia. Rekor ini mengalahkan pertandingan sebelumnya melawan Mayweather jr. Dengan gaya khasnya si mulut besar sesumbar akan mengalahkan Khabib.

Bahkan dihadapan wartawan pada saat konferensi pers dengan sesumbar menyatakan ingin memberikan "knockout yang menghancurkan", 'Aku akan menggumamkan dia; dia akan runtuh. Kurasa dia tidak bisa menampar. Dia bereaksi seperti pemula', tambahnya McGregor dengan penuh kesombongan.

Namun yang terjadi sebenarnya di atas ring berbeda 180 derajat. Mc Gregor hanya bisa bertahan sampai empat ronde. Dengan  kuncian  di bagian lehernya membuat McGregor tidak bisa berkutik dan memberi isyarat tanda menyerah. Sebuah kekalahan yang sangat memalukan dan tidak seimbang dengan lagak dan mulut besarnya selama ini.

Pelajaran yang sebenarnya untuk kita agr tidak merendahkan siapa pun. Boleh jadi bermulut besar merupakan bentuk menyembunyikan ketakutan yang terpendam dalam hati sehingga tidak terlihat oleh orang lain. Merasa jumawa menyebabkan kita merendahkan orang lain dan pandangan itu belum tentu benar. Sedangkan lawan yang dihadapi akan semakin bersemangat mengalahkan dengan memperhatikan setiap sisi lemah yang tertutupi dengan keangkuhan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline