Menerima informasi dari penerbit bahwa naskahnya sudah diterima dan siap diterbitkan merupakan salah satu kebahagiaan terbesar penulis apalagi sebagai penulis pemula. Naskah yang sudah lama ditulis dengan susah payah, penuh perjuangan, pengorbanan waktu serta biaya akhirnya diterima juga dan siap diterbitkan. Tinggal menunggu surat kerjasama penerbitan dikirim sebagai bukti keseriusan penerbit untuk menerbitkan bukunya.
Diibaratakan sepasang suami istri yang sudah lama menikah dan merindukan calon buah hati. Maka ketika mereka memeriksakan diri ke dokter ternyata dokternya menyatakan istrinya positif hamil. Maka betapa bahagia hati menerima berita baik tersebut. Sang istri sudah memiliki sejumlah angan-angan yang indah ketika akan melahirkan nanti seperti pakaian, perhiasan dan semua perlengkapan yang dibutuhkan oleh sang bayi ketika melahirkan nanti.
Sebagai penulis pemula yang pertama kali bukunya akan diterbitkan muncul perasaan senang bercampur debar-debaran hati menunggu wujud buku yang akan diterbitkan. Mungkin inilah puncak adrenalin sebagai seorang penulis. Maka tidak heran motivasi menulis kian bertambah besar. Karena melihat usahanya menulis selama ini tidak sia-sia.
Tak heran, biasanya sebagai bentuk kesenangan karena bukunya akan diterbitkan pertama kali. Maka penulis ini sering-sering bercerita mengenai naskahnya ke siapa saja. Namun ada juga perlu diwaspadai adanya "angan-angan liar" yang menjalar di kepala penulis. Maksudnya adalah banyak ekspektasi berlebihan sebagai penulis pemula justru berakhir dengan kekecewaan.
Sebagai contoh banyak penulis pertama kali menganggap tulisannya akan menjadi best seller namun ternyata buku pertamanya penjualannya tidak sesuai dengan harapan. Sebagian penulis pemula juga ketika bukunya sudah diterbitkan akan mendapat undangan yang banyak dalam bidang kepenulisan, namun kenyataanya tak satu pun yang mengundangnya untuk acara bedah bukunya.
Sebenarnya harapan itu tetap ada. Sebagai penulisa siapa sih yang tidak ingin bukunya menjadi best seller atau bukunya banyak diseminarkan. Saya kira tidak munafik kalau saya katakan semua penulis ingin seperti itu. Cuman tetap kita berpijak di alam realitas bahwa tidak semua yang kita angankan sesuai dengan harapan. Menulis buku adalah proses dan mendapat integritas dari pembaca juga adalah proses. Kalau ternyata hasil dari menulis tidak sesuai dengan kenyataan tidak mesti membuat penulis berhenti menulis.
Bila si penulis berhenti menulis hanya karena karya pertamanya kurang mendapat respon atau tidak sesua dengan harapannya, maka niat menulisnya juga dipertanyakan. Apakah hanya untuk mendapatkan materi atau penghargaan lain. Sebab terlalu rendah membatasi menulis hanya dengan niat ini. Menulis merupakan aktivitas mulia yang bisa memberi inspirasi, pengetahuan kepada pembacanya. Menulis akan mencerdaskan anak bangsa dan membangkitkan bangsa. Bila tulisanmu bisa menginspirasi orang lain untuk berubah menjadi lebih baik. Bukankah itu tujuan mulia dibandin hanya mendapatkan materi atau pujian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H