Lihat ke Halaman Asli

Rustan Ibnu Abbas

Penulis, Trainer

Ketika Masih Diberi Kesempatan Bekerja untuk Kedua Kalinya

Diperbarui: 6 September 2018   14:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

etischool.co.za

Kesempatan kerja kedua, kabar baik sekaligus kabar buruk untuk seorang karyawan. Memberikan kesempatan kedua untuk masih bekerja di perusahaan yang sama merupakan kebijakan khusus untuk karyawan yang dianggap masih memiliki peluang unuk bekerja dengan baik di perusahaan. Pelanggaran yang dilakukan hampir tidak bisa "diampuni".

Setelah diberikan peringan, teguran berkali-kali akhirnya Si Bos menyatakan akan mengeluarkan dia bila masih mengulangi kesalahannya. namun si karyawan masih melakukan hal yang sama. 

Hal ini sangat berkaitan dengan habit alias kebiasaan buruk yang selalu berulang-ulang. Pengampunan ini diberikan untuk kesalahan yang sifatnya tidak prinsipil, namun berpengaruh pada kinerja dikantor.

Seorang karyawan misalnya datangnya sealu terlambat atau dengan seenaknya tidak masuk kantor hanya karena alasan yang dibuat-buat. Ktika ditanya kenapa kamu tidak masuk kantor dengan 1001 alasan bisa mengelak dan mencari alasan.

Maka sebagi konsekwensi dia diberikan punishment tertentu agar tidak mengulangi kebiasaan buruknya. Selang waktu berlalu ternyata kebiasaan itu masih berulang dan tidak memperlihatkan perbaikan. Maka si Bos memutuskan akan segera memecat dia dan disuruh untuk segera menghadap HRD.

Dengan berbagai pertimbangan maka si HRD akhirnya memberikan kesempatan terakhir untuk berubah, jika tidak maka dia dipastikan akan dipecat. Berubahkah dia?

Perubahan itu tergantung dari mindset sang karyawan. Kalau dia menganggap bahwa tempat kerjanya sekarang itu justru membebani dan dia tidak mau berubah maka pasti tidak akan beribah. Sebesar apa pun ancaman dari atasannya. 

Namun bila masih menganggap bahwa pekerjaanya sangat dibutuhkan dan berkomitmen untuk berubah menjadi lebih baik. Maka pasti kinerjanya akan berubah menjadi baik.

Merubah kebiasaan itu sangat-sangat sulit, sebab merubah kebiasaan buruk sama dengan membentuk kebiasaan baru yang baik. Butuh proses, kesungguhan, dan komitmen yang tinggi. Seseorang tidak akan berubah dalam hitungan hari. Namun berlahan-lahan berubah tergantung dari besarnya usaha yang dilakukan untuk mau berubah.

Besarnya toleransi yang diberikan dari perusahaan untuk bekerja kedua kalinya harus dimanfaatkan dengan baik bila masih membutuhkan pekerjaanya. Bila tidak siap-siap berkemas untuk meninggalkan pekerjaan dan mencari pekerjaan baru. Jadi perbaikilah apa yang kurang dalam diri kita. Tingkatkan menjadi sebuah prestasi yang akan membanggakan kamu dikemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline