Lihat ke Halaman Asli

Sirna

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dulu semua indah

Bagaikan kebahagiaan yang takkan sirna

Dikala kita bersama

Tapi kini…

Setelah kau pergi

Sentak kurasa hatiku sunyi

Sepi tanpa penghuni hati

Senja indahku kini tlah gulita

Dimakan awan gelap yang kian merata

Mengapa selalu ada kesedihan kala bahagia tercipta

Yang slalu mengiringi hidupku tanpa lelah

Aku gelisah

Sendiri di tengah gulita dunia

Tiada diri penghibur lara

Hanya sendiri tegak sebatang kara

Masa itu…

Amat pillu…

Namun semua kan berlalu

Hingga kutemukan dunia cintaku yang baru

Kan ada pelangi disetiap badai

Kan ada senyum di balik tangis

Kelak bahagia itu akan ku capai

Yang kan berakhir indah nan manis

Kini…

Ku ingin berlari mengejar cahaya

Yang semakin terasa jauh menghilang

Ku yakin dapat menggapai cakrawala

Ku takkan berhenti

Berdiri dengan kaki yang tlah rapuh tertatih

Mencoba menelusuri jejak sang mentari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline